JATIMTIMES - Selama ini minyak bekas penggorengan atau minyak jelantah belum pernah dimanfaatkan oleh masyarakat, khususnya di Kabupaten Tulungagung. Kebiasaan masyarakat hanya membuang begitu saja minyak jelantah yang tidak terpakai tersebut.
Namun, mulai bulan Oktober 2021 ini masyarakat bisa menukarkan minyak jelantahnya dengan sejumlah uang kepada Bumdesa di wilayahnya masing-masing.
Baca Juga : DPRD Sumenep Desak Pemkab Serius Tangani Persoalan Sampah di Pelosok Desa
Inovasi penukaran minyak jelantah itu merupakan unit usaha baru Bumdesa yang bekerja sama dengan perusahaan yang bergerak dalam pengelolaan limbah minyak jelantah PT. Zerolim Tekno Lestari.
Komisaris PT. Zerolim Tekno Lestari Danar Tandiatma mengatakan, alasannya menggandeng Bumdesa untuk pengelolaan limbah minyak jelantah karena masalah limbah saat ini menjadi momok bagi semua orang. Selain itu, kondisi bumi sudah semakin menua, sehingga harus ada upaya edukasi kepada masyarakat terutama rumah tangga agar tidak membuang sampah sembarangan terutama limbah minyak jelantah.
"Tetapi kami punya konsep berbeda, masyarakat membuang sampah tapi mendapat uang," kata Danar usai acara pelatihan kemitraan Bumdesa menjadi agen Pahlawan Zerolim di Kantor DPMD Tulungagung. Senin (27/9/2021).
Kehadiran zerolim, lanjut Danar, untuk menggandeng semua steakholder yang ada mulai dari pemerintah hingga masyarakat, karena jika semuanya sudah satu visi dan misi maka gerakannya itu akan menjadikan perubahan yang berarti.
Dari sisi peluang, potensi minyak jelantah sangat luar biasa, karena bahan baku dari minyak goreng di Indonesia adalah kelapa sawit, sehingga limbahnya bisa digunakan untuk bio disel dan sudah banyak diterapkan di Eropa.
Danar mengaku, dalam menjalankan program kemitraan pengelolaan limbah minyak jelantah ini tidak menargetkan kuantitas Bumdes yang ikut, tapi yang terpenting adalah tercapainya misi agar masyarakat lebih aware (menyadari) terhadap limbah minyak jelantah.
"Kedepan sampah-sampah yang lain kita tampung juga, kita akan membentuk sistem ekonomi yang layak bagi masyarakat," ucapnya.
Untuk kapasitas penerimaan minta jelantah sendiri, melalui Bumdesa zerolim akan menerima berapun jumlahnya bahkan semakin banyak akan semakin bagus, karena untuk kepentingan lingkungan menyelematkan bumi. "Berapapun jumlahnya akan kita terima," tegasnya.
Baca Juga : Gara-Gara Baper saat Pesta Miras, Pria di Blitar Tusuk Teman hingga Tewas
Program kemitraan ini, kata Danar, rencananya akan digerakkan awal bulan Oktober ini, dan pihaknya berharap Bumdesa bisa melakukan sosialisasi dan menangkap peluang ini sehingga selain menyelamatkan lingkungan juga bisa menambah ekonomi masyarakat.
Ditempat yang sama, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Tulungagung melalui Kabid Ketahanan Ekonomi dan Lingkungan Wahyu Yuniarko mengatakan, program kemitraan pengelolaan limbah minta jelantah merupakan unit usaha Bumdesa, secara sistem seperti yang sudah diperankan dengan PT. POS untuk Her kendaraan dan sebagainya.
Artinya dalam pelaksanaan kemitraan ini, Bumdesa menggandeng RT, RW, Karangtaruna dan lembaga desa lain sehingga semuanya akan mendapat keuntungan.
"Tempat penampungannya ada di Pahlawan atau Bumdesa, jadi satu desa itu satu pahlawan. Dan bumdesa bisa bermitra dengan kelembagaan desa supaya dapat income dan ada sisi pemberdayaan sehingga semua untung," kata Wahyu.
Untuk diketahui, pengelolaan limbah minyak jelantah secara teknis ada aplikasinya sendiri, sehingga rumah tangga yang sudah mengumpulkan minyak jelantahnya minimal 3 KG bisa memanfaatkan aplikasi tersebut untuk melakukan penjemputan oleh Pahlawan atau Bumdesa.