JATIMTIMES -Terbujuk rasa ingin tahu dan terprovokasi postingan di media sosial, warga penyuka objek wisata lokal kecewa setelah mengetahui fakta sebenarnya. Inilah yang terjadi kepada pengunjung dari beberapa daerah di Lumajang pada Minggu siang (26/09/21).
Mereka ingin tahu karena katanya ada jembatan bambu terpanjang yang dibangun oleh warga.
Nyatanya jembatan tersebut hanyalah sebuah jembatan bambu biasa yang dibangun oleh warga untuk menghubungkan tiga dusun di Desa Lempeni, Kecamatan Tempeh, yakni Dusun Kebonan, Dusun Kalipancing, dan Dusun Mujur .
Baca Juga : Jembatan Bambu Di Lempeni Tempeh Ramai Dikunjungi Warga Karena Dikira Panjang
Jembatan bambu tersebut dibangun sementara karena jembatan yang lama habis terkikis banjir. “Terus ngapain kita kesisni,” ujar Rubiyanto dengan nada kecewa.
Rubiyanto adalah warga Desa Klanting, Kecamatan Sukodono, yang saat itu datang dengan keluarga dan teman-temannya. Ia jauh - jauh!naik motor dengan tujuan ingin melihat jembatan yang ramai dibicarakan tersebut.
“Ayo kita foto-foto sebagai bukti kita sudah ke sini,” ajak Chasan Bisri, warga Desa Tukum, Kecamatan Tekung. Sambil menyodorkan handphone kepada JatimTimes, dia meminta bantuan untuk difotokan bersama pengunjung lainnya.
Meskipun kecewa, tampaknya pengunjung ini masih terhibur karena tidak hanya mereka sendiri yang terpengaruh informasi dari media sosial. Tampak di ujung seberang jembatan juga ada seseorang yang sedang ngevlog.
Ternyata ia warga Desa Dawuhan Kecamatan Sukodono yang bernama Nanik. Nanik jadi pusat perhatian warga karena ngevlog sambil berkomentar lucu.
“Ayo lur aku sudah sampai di sini. Mana yang lainnya. Gak tunggu biar kalian tahu rasanya kecele,” ujar Nanik yang kemudian disambut tawa yang lainnya.
Kerumunan orang di jembatan tersebut mengundang perhatian warga sekitar. Warga sekitar mengakui akhir-akhir ini ada saja orang luar desanya yang berkunjung melihat jembatan sebentar kemudian pulang. .
Warga sekitar jembatan tersebut meminta kepada JatimTimes untuk memberi pencerahan kepada warganet terkait jembatan bambu tersebut agar tidak kecewa nantinya.
Maklum warga pengunjung ini memang sempat tertarik oleh postingan yang menyebutkan ada jembatan bambu terpanjang di Desa Lempeni. Dari informasi media sosial tersebut, mereka berasumsi ada jembatan bambu panjang seperti Jembatan Gantung Kaliregoyo yang menghubungkan dua desa di wilayah Kecamatan Candipuro.
Baca Juga : Kadin Lumajang Dukung Stockphile Terpadu Sebagai Solusi Tata Kelola Pasir
Jembatan gantung ini diklaim sebagai jembatan terpanjang di Provinsi Jatim sehingga viral dan banyak dikunjungi warga. Di tengah viralnya jembatan gantung tersebut munculah postingan di media sosial yang mengatakan ada jembatan bambu terpanjang.
Seperti yang diposting oleh akun Facebook Dedik Hariyanto yang diposting di grup FB Lapor Lumajang. Dengan memampang foto pembangunan sebuah jembatan bambu, Dedik menuliskan kalimat yang sebenarnya untuk menarik perhatian Pemerintah Kabupaten Lumajang.
Berikut ini postingan Dedik Hariyanto yang kami tulis kembali mirip dengan yang diposting tanpa kami edit.
“Jembatan Bambu TERPANJANG lur. Dibangun dari IURAN Masyarakat 4RT, tepatnya Dusun Kebonan Desa LEMPENI Tempeh. Isok viral ta gak, lur. HEBAT Rakyate isok bangun2 dewe lur, IURAN pisan. Mugo2 viral sampek nang Dinas terkait, Pak Bupati beserta jajarannya,”
Sementara itu terkait dengan jembatan bambu di Desa Lempeni, warga sekitar menyebutkan bahwa jembatan bambu itu dibangun atas swadaya masyarakat. Pembangunan menghabiskan anggaran tiga juta rupiah untuk membeli bambu dan sebagian adalah bambu milik warga sendiri.
Warga membangun sendiri jembatan bambu itu karena sangat dibutuhkan untuk mendekatkan jarak 3 dusun tersebut. Mereka sengaja tidak menunggu bantuan dari pemerintah kabupaten karena ada informsi dari perangkat desa setempat bahwa Pemerintah Kabupaten Lumajang tidak sanggup membangun jembatan permanen di dusun itu.
“Pihak kabupaten tidak sanggup, kata perangkat desa harus ke Provinsi Jatim,” ujar Samsudin warga Dusun Mujur Dua Desa Lempeni Kecamatan Tempeh. Menurut Samsudin, untuk membangun kembali secara permanen jembatan tersebut perlu dana ratusan juta rupiah sehingga warga tidak terlalu berharap banyak.