JATIMTIMES - Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Malang terus membuka ruang bagi pelaku ekonomi kreatif. Salah satunya melalui Rembug Ekonomi Kreatif kali ketiga yang berfokus pada permasalahan atau usulan untuk perencanaan pembangunan pada subsektor literasi dan penerbitan.
Kepala Bappeda Kota Malang Dwi Rahayu melalui Kepala Bidang Ekonomi dan Sumber Daya Alam Bappeda Kota Malang Sudarso menyampaikan, dalam gelaran rembug ekonomi kreatif kali ini, Bappeda Kota Malang melibatkan para penulis, perwakilan penerbit buku, toko buku dan akademisi.
Baca Juga : Sah! DPRD Kota Malang Sepakati RAPBD Perubahan Tahun Anggaran 2021
Pelibatan tersebut bertujuan untuk berdiskusi dan menyusun poin-poin yang dapat menjadi perencanaan pembangunan daerah khususnya pada sektor ekonomi kreatif dengan subsektor literasi dan penerbitan untuk periode 2022-2027, demi meningkatkan PDRB (Produk Domestik Regional Bruto).
"Kontribusi PDRB ekonomi kreatif terhadap ekonomi Kota Malang tahun 2019 sebesar Rp 8.082,37 Miliar atau sebesar 11,10 persen dari total PDRB Kota Malang," ungkapnya saat memberikan sambutan, Kamis (23/9/2021).
Bappeda Kota Malang juga telah memproyeksikan PDRB ekonomi kreatif Kota Malang akan terus meningkat dan tumbuh hingga tahun 2023 dengan besaran persentase 8,93 persen. Walaupun pada tahun 2020, terjadi penurunan yang signifikan yang disebabkan adanya bencana non alam yakni pandemi Covid-19.
Lebih lanjut dia menerangkan, sebelumnya Pemerintah Kota (Pemkot) Malang juga telah mengeluarkan Peraturan Wali Kota (Perwali) Nomor 12 Tahun 2018 tentang Road Map Pengembangan Ekonomi Kreatif Subsektor Unggulan dan Subsektor Prioritas Kota Malang Tahun 2018-2022.
Dikeluarkannya Perwali tersebut sebagai bentuk dukungan terhadap ekonomi kreatif di tiga sektor prioritas. Yakni subsektor kuliner yang berfokus pada olahan kripik, subsektor game dan aplikasi, serta subsektor film, video dan animasi.
"Kita berharap bahwa dengan adanya Kota Pendidikan bagaimana Kota Malang menjadi inisiator agar literasi berkembang dengan baik," ujarnya.
Di tengah era disrupsi atau berubahnya tatanan bisnis ke arah yang lebih baru dengan inovasi dan sistem teknologi yang berkembang pesat, pihaknya juga mengharapkan agar ada semacam adaptasi di tengah era disrupsi utamanya pada subsektor literasi dan penerbitan.
"Kalau kita tidak melakukan mitigasi, adaptasi kita akan tertinggal oleh perubahan zaman, sebagai Kota Pendidikan nantinya banyak start up-start up literasi, start up-start up penerbitan, sesuai dengan era disrupsi," tandasnya.
Sementara itu, Kasubid Perencanaan Ekonomi dan Keuangan Bappeda Kota Malang Agung H Buana mengatakan, dalam gelaran rembug ekonomi kreatif subsektor literasi dan penerbitan ini diikuti oleh sekitar 50 peserta dengan menerapkan protokol kesehatan ketat.
Baca Juga : Bupati Malang Sebut Ada Wacana Perubahan Nama Kabupaten Malang
Agung mengatakan, dengan dikenalnya Kota Malang sebagai Kota Pendidikan yang ditunjang dengan banyak berdirinya perguruan tinggi besar di Kota Malang, pihaknya meyakini hal itu akan mendukung lahirnya bibit-bibit penulis, pegiat ekonomi kreatif dan penerbitan.
"Oleh karena itu hari ini kita berkumpul untuk menyusun dokumen perencanaan 2022-2027 apa yang menjadi titik tekan pengembangan sub sektor ekonomi kreatif khususnya di sektor literasi dan penerbitan," terangnya.
Sehingga, sebuah perencanaan yang bakal dipertimbangkan di tahun-tahun mendatang muncul dari usulan-usulan para pegiat ekonomi kreatif langsung di subsektor literasi dan penerbitan. "itu muncul dari bawah, partisipatif dan akan menjadi dokumen yang dibentuk dalam perwal," tuturnya.
Lebih lanjut, dengan fokus pengembangan ekonomi kreatif di subsektor literasi dan penerbitan Bappeda memiliki target untuk melakukan pengembangan terhadap Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada.
Di mana hal tersebut juga termasuk dalam prioritas Bappeda Kota Malang dalam menyusun perencanaan yang nantinya bakal dituangkan dalam bentuk Perwali di tahun 2022-2027.
"Pengembangan ekonomi kreatif juga ada di RPJM misi dua dan sudah dilakukan pengembangan. Dari dokumen tadi bisa menjadi arah pembangunan pengembangan ekonomi kreatif, sehingga kita mau melakukan kebijakan itu ada dokumen perencanaannya," pungkasnya.
Sementara itu, dalam diskusi yang dikemas santai dan serius itu telah memunculkan beberapa poin untuk bisa ditindaklanjuti Bappeda Kota Malang bersama perangkat daerah terkait. Sederet usulan dari penulis, penerbit, hingga distributor disampaikan dalam forum tersebut. Mulai dari upaya mendukung karya tulis lokal, hingga proses menggali sumber dalam proses penulisan mengenai Malang ataupun tema lainnya.