JATIMTIMES - Keterbatasan selama pandemi covid-19 memang harus disikapi dengan cepat. Terutama untuk memastikan ketahanan pangan bagi masyarakat. Hal itu pula yang terus digencarkan Wakil Wali Kota Malang Sofyan Edi Jarwoko melalui gerakan menanam ubi di pekarangan.
Ditemui di kediaman rumah dinasnya sore ini (Selasa, 21/9/2021), sederet tanaman ubi cilembu berjejer di pekarangan depan. Bung Edi (sapaan akrabnya), antusias mempertunjukkan bagaimana tanaman yang mengandung karbohidrat ini dapat tumbuh subur di masyarakat perkotaan.
Baca Juga : Tiba di KPK, Anies Lebih Dulu Pamer Capaian Covid-19, soal Kasus Lahan Munjul Kemudian
"Ini bagian dari upaya untuk masyarakat tetap produktif di masa pandemi, sehingga ada kesibukan, tidak stress. Tanaman ini kan penghasil karbohidrat untuk kebutuhan masyarakat juga selain beras, dan jagung. Jadi, penghasil karbo itu salah satunya umbi-umbian," terangnya,
Inovasi yang sudah dijalankan selama kurang lebih 4 bulan belakangan tersebut, terus bertambah. Kini, ia setidaknya telah menghasilkan kurang lebih 15 hingga 20 sak tanaman ubi cilembu.
Gerakan menanam secara mandiri ini diharapkan, mampu untuk menjadi sumber pangan bagi pemenuhan kebutuhan masyarakat sehari-hari. Apalagi, penanamannya cukup mudah termasuk jika dilakukan oleh masyarakat modern yang tak memiliki area pekarangan tanah di rumahnya.
"Kalau di sini sudah sekitar 15-20 an sak ya, kita nanamnya di glangsi (karung). Jadi ini upaya untuk mengembangkan bahan pangan atau sumber pangan lain selain beras. Di rumah-rumah sempit, di mana saja bisa, cukup mudah, karena ditaruh didalam glangsi atau karung," jelasnya.
Saat ini, gerakan tersebut terus didorong untuk bisa dilakukan di semua wilayah di Kota Malang. Pihaknya akan memberikan fasilitasi bibit umbi untuk bisa dijalankan di setiap kelurahan.
Baca Juga : Misteri Kematian Pemimpin Belanda 21 September: Benarkah Dibunuh Wanita Mata-mata?
"Seperti di Bumiayu, Bandungrejosari, Tunggulwulung, Polehan, Polowijen dan lainnya sudah nanam. Banyak yang pesan benih ke saya, juga saya siapkan untuk dikembangkan secara mandiri. Karena tujuannya agar masyarakat menggiatkan itu," terangnya.
Lebih jauh, menurutnya, dengan terus mendorong kegiatan seperti ini, justru ke depan akan menjadi lumbung pangan yang bisa dikonsumsi banyak pihak. Terlebih di masa pandemi Covid-19, hasil dari tanaman umbi-umbian bisa menjadi solusi dalam persoalan pangan di masing-masing wilayah.
"Jika hal-hal seperti ini bisa digerakkan, bisa menjadi salah satu solusi jika terjadi masalah pangan, (ubi cilembu dan ubi ketela). Di mawasan perkotaan terutama ini bisa, dan ini karbohidrat," pungkasnya.