JATIMTIMES - Berita atau informasi hoaks tentang vaksin Covid-19 adalah salah satu faktor penyebab lambannya pencapaian vaksin di Jawa Timur. Hal ini disampaikan Ketua DPD Golkar Provinsi Jawa Timur M Sarmuji, saat meninjau pelaksanaan vaksin massal di kantor DPD Golkar Lumajang, Minggu (19/9/2021).
Akibat berita dan informasi hoaks, menurut Sarmuji, banyak warga yang ketakutan untuk divaksin. “Beberapa sempat termakan hoaks yang katanya setelah divaksin akan meninggal dan lain sebagainya. Tetapi seiring waktu masyarakat yang sudah divaksin menjadi duta informal ‘getok tular’ bahwa setelah divaksin sehat-sehat saja,” ujar Sarmuji.
Baca Juga : Kisah Warga Jember Divaksin: Awalnya Takut, Ternyata...
Diakui oleh Sarmuji, bahwa di beberapa wilayah di Jatim, target pencapaian vaksin masih kurang seperti di daerah Tapal Kuda dan Madura. Namun demikian, selang satu bulan ini beberapa wilayah tersebut sudah mulai ada percepatan. Ini karena pandangan masyarakat tentang vaksin sudah berubah bahkan mereka antusias untuk divaksin. Akibatnya stok vaksin di beberapa daerah tersebut justru kurang.
Untuk mengatasi itu semua, pihaknya berkomitmen membantu pemerintah dengan terus melakukan vaksinasi massal. Sarmuji berujar, bahwa DPRD Golkar Provinsi Jawa Timur sendiri telah mentargetkan 35 ribu dosis vaksin Covid-19 yang akan disebar di seluruh wilayah Jatim.
“Sekarang sudah ada 25 ribuan dosis dan InsyaAllah September ini tuntas,” terangnya.
Ditanya soal apakah ada perlakuan khusus bagi daerah yang pencapaian vaksinnya rendah? Sarmuji menyatakan, pihaknya lebih mendahulukan daerah yang terbuka dalam arti menyambut baik program vaksinasi Covid-19.
“Daerah yang sulit untuk menerima vaksin agak kita belakangkan. Tetapi alhamdulillah akhir-akhir ini semua daerah antusias meminta dilakukan vaksin. Semua daerah di Jatim tanpa terkecuali,” ujarnya.
Baca Juga : 750 Warga Ikuti Vaksinasi di Kantor DPD Partai Golkar Lumajang
Sarmuji bertekad akan terus mendorong pemerintah agar menggenjot vaksinasi hingga persyaratan untuk membentuk kekebalan kelompok (herd immunity) tercapai, seperti yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organisation (WHO). Berdasarkan WHO, 70 persen warga harus telah tervaksin.
“Ramai-ramai kita keroyok supaya tercapai proporsi sebagaimana yang ditetapkan WHO dan yang terpenting adalah masyarakat harus tetap taat dengan protokol kesehatan,” tegasnya.