JATIMTIMES - Diberlakukannya kebijakan sekolah tatap muka terbatas di Lumajang ternyata membawa berkah tersendiri bagi tukang cukur.
Bagaimana tidak, semenjak kebijakan tersebut diberlakukan, para tukang cukur di Lumajang ini kebanjiran pelanggan.
Baca Juga : Siswa Kembali Ke Sekolah, Ini Pesan Wabup Lumajang
Seperti yang diungkap salah seorang tukang cukur yang bernama Yanto. Ia yang mangkal di komplek pertokoan Plaza Lumajang ini mengaku dapat berkah kebanjiran pelanggan.
"Biasanya saya melayani pelanggan paling banyak 10 orang perharinya, tidak tahu ya sejak lima hari terakhir bisa mencapai 25 orang," ujarnya bangga.
Menurut pengakuan Yanto, mereka yang potong rambut rata-rata anak usia sekolah. Mereka harus potong rambut karena sudah waktunya masuk sekolah.
Seperti yang diakui Sulaiman warga Desa Selokgondang Kecamatan Sukodono Lumajang. Sulaiman mengantar anaknya potong rambut dan sekaligus ia juga turut potong rambut juga.
"Antre mas, dimana-mana antre jadi mumpung disini ada kesempatan sekalian saya potong rambut juga," kata Sulaiman sembari menceritakan jika ia sudah keliling mencari tukang potong tetapi beberapa tempat potong rambut selalu penuh pelanggan.
Baca Juga : Diknas Lumajang Segera Evaluasi Pembelajaran Tatap Muka Terbatas
Tarif potong rambut di Lumajang rata-rata Rp 10 ribu per kepala. Dengan membludaknya pelanggan ini maka penghasilan tukang potong rambut bisa mencapai Rp 250 ribu lebih perhari.
Tidak hanya tukang potong rambut, beberapa pedagang kaki lima juga turut kebagian rizki. Kini mereka bisa berjualan di sekitar sekolahan. Meskipun tidak seramai waktu belum ada pandemi corona, namun mereka bersyukur sudah bisa kembali berjualan.
"Alhamdulillah, ada pemasukan, semoga saja Lumajang segera membaik biar kami bebas mengais rejeki," kata Rudi penjual bakso motor keliling yang sering mangkal di sekolah-sekolah pada saat jam istirahat.