JATIMTIMES - Universitas Islam Malang (Unisma) menggelar rapat senat terbuka dalam rangka Orientasi Studi dan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (Oshika Maba) 2021, Senin (6/9/2021). Kegiatan ini dihadiri Wakil Presiden Prof Dr (HC) KH Ma'ruf Amin dan dua menteri, yakni Mendikbud Ristek Nadiem Makarim dan Menko Polhukam Mahfud MD. Namun, kehadiran para pejabat tinggi negara itu dilakukan secara daring.
Dalam sambutan dan orasi wawasan kebangsaan, Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyampaikan pesan kepada para mahasiswa agar mengunakan kesempatan belajar ini untuk sebanyak-banyaknya menimba ilmu yang baik.

"Gunakan kesempatan dengan baik. Harapannya tentu bisa menjadi intelektual yang kreatif dan kompetitif serta mampu menjadi agen perubahan untuk bangsa dan negara," ucapnya.
Baca Juga : Profil, Jejak Karir, hingga Kekayaan 4 Calon Panglima TNI Pengganti Marsekal Hadi Tjahjanto
Menurut wapres, mahasiswa Unisma tentunya akan menjadi calon-calon generasi penerus bangsa, sehingga penting sekali untuk mewujudkan lulusan yang bermartabat, termasuk juga berdaya saing serta memiliki akhlak mulia.
Ma'ruf juga menyatakan bahwa SDM (sumber daya manusia) yang unggul merupakan kunci memenangkan persaingan global. SDM unggul merupakan SDM yang sehat, cerdas, dan produktif, mampu menghasilkan hal yang bermanfaat, serta tetap memiliki akhlak yang baik.
"Kriteria ini harus jadi tagline, khususnya untuk para milenial. Meskipun begitu, rasa nasionalisme harus tetap ada. Dituntut punya daya saing global tapi tetap harus punya nasionalisme," paparnya.
Lebih lanjut dijelaskan, nasionalisme merupakan hal yang penting. Selain itu, penting mengembangkan inovasi. SDM yang bagus dan cerdas bukan karena produk teknologi yang dihasilkan, tapi adalah adanya Inovasi. "Saya harap kali ini para mahasiswa baru dapat pembekalan yang baik dan produktif meski pandemi," kata wapres.

Sedangkan Mendikbud Ristek Nadiem Makarim mengatakan, menjadi mahasiswa tidaklah sama saat menjadi siswa. Menjadi mahasiswa tentunya memiliki kemerdekaan yang lebih luas.
Mahasiswa diberi kesempatan untuk belajar di luar prodi selama tiga semester. Mahasiswa bisa memanfaatkan waktu tersebut untuk mengikuti program lain, seperti program magang di perusahaan atau organisasi sosial, melakukan studi independen, membangun desa, pertukaran mahasiswa, riset, dan yang lainnya.
"Tentunya pengalaman itu bisa menjadi kendaraan dalam meraih impian di masa depan. Keunggulan dari program kampus merdeka adalah mahasiswa tidak perlu mengorbankan masa studinya. Manfaat masa kuliah kalian untuk mengenal diri dan membangun jembatan impian," ungkapnya.

Menkopolhukam Mahfud MD menambahkan, para mahasiswa baru patut berbangga karena bisa diterima di salah satu perguruan tinggi unggul dengan peringkat strategis di antara perguruan tinggi lainnya.
Baca Juga : Baru Sepekan Dilantik Naik Jabatan, ASN Lapas Tuban Gantung Diri di Rumah
Mahfud menyampaikan, dahulu untuk belajar hingga jenjang sampai SMP saja begitu sulit. Sebab, kala itu masih dalam masa penjajahan dan belum merdeka.
"Namun sekarang begitu mudah, karena sudah merdeka. Bahkan mereka bisa sampai jenjang yang lebih tinggi. Makanya, harus menjaga kemerdekaan agar nikmat belajar terus terwariskan turun-menurun," katanya.

Sementara itu, Rektor Unisma Prof Dr Maskuri MSi menambahkan, Oshima Maba ini terasa sangat berbeda dengan sebelumnya. Kegiatan ini dikemas dalam rapat senat dihadiri wapres dan lembaga tinggi negara. Dan konsep ini pun merupakan yang pertama di Unisma.
"Imajinasi kami bangun dari tidur, saudara mengembangkan memasuki tahapan baru dalam hidup. Tak lagi jadi siswa, tapi naik kelas jadi maha dengan idealisme. Tak lagi jadi anak manja, anak papa dan mama harus mandiri, dislipin dan tanggung jawab di lingkungannya," terangnya.
Lebih lanjut dijelaskan, para mahasiswa tentunya harus banyak imajinasi dan kreasi yang diwujudkan dengan aksi nyata. Apalagi, masa depan butuh karakter yang berbeda dengan masa kini. Masa depan tidak memberikan tempat terhadap orang yang tak mempunyai inovasi. Masa depan juga tidak memberikan respons mereka yang lambat dalam meraihnya.
"Dituntut mengambil keputusan cepat dan tangguh. Harus bisa mencari solusi dengan tidak menciptakan ruang yang gagap teknologi. Harus meningkatkan literasi dan pengetahuan teknologi. Masa depan bukan milik mereka yang mengikuti narasi publik. Harus punya jiwa enterpreneur dan mandiri," pungkasnya.