JATIMTIMES - Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang melakukan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) Fakultas 2021, Kamis (2/9/2021) secara daring.
Dekan FTIK, Dr H Nur Ali MPd, menyampaikan komponen-komponen yang harus diketahui oleh mahasiswa baru, dimana hal tersebut sebagai komponen penyusun dalam membangun budaya belajar dan juga budaya akademik serta budaya non akademik.
Baca Juga : 5 Drama Korea Terbaru Tayang September 2021, Lost hingga Hometown
Pertama, pihaknya menyampaikan harus menjadi trusted dan loved teacher, anywhere and anytime. Hal tersebut dicontohkan bisa teraplikasi dalam lingkungan kecil keluarga, pertemanan, masyarakat, baik lokal, nasional maupun global.
"Guru bukan sekedar dipahami mengajar di kelas. Guru adalah satu sifat yang melahirkan perilaku menyayangi, mengarahkan dan membimbing. Maka dari itu, bila ada muridnya yang jelek dan tidak pintar, maka guru tersiksa dan yang paling pertama menderita," jelasnya.
Namun sebaliknya, jika terdapat seorang murid yang sukses, tentunya ini menjadi sebuah kebanggaan tersendiri. Bukan hanya untuk guru, melainkan juga untuk keluarga dari siswa.
"Jika ada anak sekolah jelek, maka pasti muncul statment, sekolahnya dimana dan gurunya siapa," paparnya.
Lanjutnya, sifat keguruan itu harus ada pada diri siapapun. Terlebih lagi para mahasiswa FITK. Para mahasiswa harus mempunyai sifat Rohman Rokhim atau harus bisa meneladani Asmaul Husna. Sebab, para mahasiswa FITK ataupun manusia pada dasarnya merupakan wakil Allah.
"Karena sebagai wakil Allah, sifat-sifat Allah dalam Asmaul Husna itu harus ada dan dimiliki. Sehingga, jika semua orang, para pemimpin memiliki sifat-sifat ini, tentu tidak akan ada persoalan yang berarti. Untuk para mahasiswa trusted and loves teacher akan tertanam dalam jiwa," ungkapnya.
Lebih lanjut dijelaskannya, jika FITK UIN Maliki Malang memiliki visi, terwujudnya FITK integratif dalam memadukan sains dan Islam yang bereputasi internasional. Makna integratif adalah adanya integratif keilmuan dan integratif kelembagaan.
Baca Juga : Menko Airlangga Klaim Inflasi Agustus 2021 Tetap Terkendali di Tengah Meningkatnya Demand Sektor Manufaktur
Integratif keilmuan, yakni memadukan sains dan Islam yang bersumber dari ayat-ayat kauliyah dan maupun kauriyah. Sementara integratif kelembagaan, yakni memasuki sistem integratif keilmuan pesantren dan sistem perguruan tinggi.
"Itu yang menjadikan UIN berbeda dengan kampus lain. Karena dalam UIN ada Ma'had," tuturnya.
Bukan hanya itu, pihaknya juga menyampaikan pentingnya memiliki karakter Ulul Albab dengan empat unsur, yakni kematangan ilmu, keagungan akhlak, keluasan ilmu dan kematangan profesional. Karakter Ulul Albab ini sulit dibentuk jika kampus tidak menerapkan manajemen integratif kelembagaan.
FITK memiliki misi memberikan akses pendidikan ilmu tarbiyah dan keguruan yang lebih luas kepada masyarakat. Selain itu, FITK memiliki misi menyediakan sarjana ilmu tarbiyah dan keguruan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
"Baik itu dalam lingkup keluarga, dalam lingkup kelas maupun masyarakat global. Mencetak sarjana yang berkarakter Ulul Albab dan menghasilkan sains yang relevan dengan budaya daun yang tinggi," tuturnya.