JATIMTIMES - Penurunan status penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Kota Malang menjadi level 3 nampaknya belum memberikan banyak kelonggaran di berbagai sektor. Tempat wisata misalnya, hingga kini masih belum diizinkan untuk dibuka. Hal ini menjadikan penurunan drastis terjadi di sektor jasa usaha pariwisata di Kota Pendidikan tersebut.
Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kota Malang, Ida Ayu Made Wahyuni menyampaikan, saat ini jasa usaha pariwisata mengoptimalkan sektor kuliner untuk bisa bertahan di tengah kondisi pembatasan PPKM Level 3 ini. Sebab, hingga kini, tempat-tempat wisata belum diizinkan untuk dibuka kembali.
Baca Juga : Menko Airlangga Klaim Inflasi Agustus 2021 Tetap Terkendali di Tengah Meningkatnya Demand Sektor Manufaktur
"Pariwisata, kalau destinasi kan masih belum buka. Tapi, sektor kuliner diperbolehkan buka dengan kapasitas tertentu. Yang di dalam ruangan hanya take away, di luar ruangan sudah boleh menyediakan 3 meja dengan batas 30 menit itu," ujarnya.
Salah satu yang cukup terdampak dengan ditutupnya akses tempat-tempat wisata, yakni perhotelan. Di mana, saat ini okupansinya turun cukup drastis. "Okupansi itu cuma 5 sampai 8 persen saja," katanya.
Terlebih, kegiatan Meeting, Incentive, Convention and Exhibition (MICE) yang dinilai mampu mendongkrak sektor jasa usaha pariwisata di Kota Malang saat ini juga tidak diperbolehkan. Hal ini dinilai cukup membuat perhotelan untuk terus melakukan inovasi agar tetap bisa bertahan.
"Kalau MICE diperbolehkan di hotel akan terdongkrak, cuma MICE kan masih nggak boleh. Sehingga, kami yang di pemerintahan mau melaksanakan MICE juga menunda. Biasanya MICE itu bisa untuk meningkatkan okupansi di hotel," terangnya.
Baca Juga : Proyeksi PAD Turun, Legislatif Pertanyakan Peran BUMD Kota Malang
Meski begitu, menurutnya, perhotelan terus berinovasi dalam menggaet tamu. Walaupun bukan tamu menginap, tetapi dengan memanfaatkan sektor kuliner di area hotel. Seperti, menghadirkan sajian menu-menu makanan untuk breakfast atau dinner yang menarik.
"Hotel masih jalan, banyak kan yang berinovasi di sektor kuliner. Menghadirkan menu-menu breakfast, ini cukup mendorong peningkatan ekonomi mereka saat ini," tandasnya.