JATIMTIMES - Anggota DPRD Tulungagung Fraksi Gerindra Basroni menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh masyarakat Kabupaten Tulungagung atas pagelaran wayang kulit di rumahnya Desa Kedungcangkring Kecamatan Pagerwojo pada Sabtu (21/08/2021) lalu.
"Saya pribadi maupun mewakili tokoh masyarakat Desa Kedungcangkring minta maaf yang sebesar-besarnya atas kejadian malam itu," kata Basroni, Selasa (31/08/2021).
Baca Juga : Bupati Sanusi Siapkan Target 20.000 Vaksinasi per Hari
Dijelaskannya, pagelaran wayang kulit itu bukan acara pribadi dan keluarganya namun merupakan agenda masyarakat Desa Kedungcakring yang diadakan rutin setiap tahunnya.
Acara wayangan juga merupakan acara ritual ruwatan supaya wabah pagebluk di desanya segera hilang. Selain itu, wayangan juga merupakan permintaan dari tokoh masyarakat Desa Kedungcangkring atas banyaknya warga desa yang meninggal, bahkan dalam 1 hari ada 4 orang meninggal dan kurun waktu satu minggu 23 orang meninggal.
"Akhirnya dari tokoh-tokoh itu mengajak saya untuk mengadakan ruwatan lagi seperti rutinan biasa," kata Basroni, Selasa (31/08/2021).
Dalam acara wayangan itu, Basroni mengaku hanya ketempatan saja, karena merupakan amanah dari para tokoh masyarakat, ia juga mengusahakan izin wayangan itu namun tidak diperbolehkan karena masih PPKM level 4.
Karena tidak mendapat izin, maka acara wayangan itu digelar dengan disiplin prokes dan berada di dalam rumah dengan tamu undangan kurang lebih 30 orang itu pun sudah termasuk perewangnya.
Meski digelar di dalam rumah, lanjut Basroni, antusias warga desa untuk melihat acara tersebut sulit dibendung yang pada akhirnya acara belum mulai masyarakat sudah berkerumun di jalan depan rumahnya.
Baca Juga : Wayangan Dibubarkan Satgas Covid-19 Kecamatan Pagerwojo, Begini Klarifikasi dari Basroni
Karena banyak yang berkerumun, kata Basroni, membuat Satgas Covid-19 Kecamatan Pagerwojo mendatangi acara tersebut untuk meminta dihentikan.
"Saya pro aktif sama kepala desa juga menyuruh atau meminta pagelaran itu dibubarkan, karena juga belum mulai," ungkapnya.
Pria yang merupakan Anggota DPRD Fraksi Gerindra ini menjelaskan wayangan itu sebenarnya sudah digelar secara tertutup agar tidak mengundang penonton, tapi itu semua tidak bisa menghalangi antusias warga yang ingin mengetahui acara itu.
"Pagelaran itu memang sengaja saya sembunyikan karena tujuannya ritual suran rutinan," tutupnya.