JATIMTIMES - Status Kota Batu yang pekan lalu masuk di level 4, akhirnya turun jadi level 3 pada perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Turunnya level ini menjadi angin segar untuk beberapa sektor, namun tidak untuk sektor pariwisata di Kota Batu. Pasalnya, pariwisata Kota Batu belum diperbolehkan buka. Keputusan ini sesuai SE Wali Kota Batu No. 440/09/SE/422.104/2021 tanggal 31 Agustus 2021.
Lantaran kebijakan tersebut, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Batu Sujud Hariadi berencana meminta adanya kelonggaran. Kelonggaran yang diminta adalah tempat wisata bisa dibuka.
Baca Juga : Mampu Turunkan Kasus Covid-19, Banyuwangi Turun ke Level 3
“Kami mengajukam kelonggaran tempat wisata boleh buka walaupun sekarang turun tapi masih level 3. Harusnya tempat wisata boleh buka kalau level 2,” kata Sujud, Selasa (31/8/2021).
Pemintaan kelonggaran akan dikirimkan kepada Pemkot Batu, khususnya Dinas Pariwisata Kota Batu. Dari sana agar bisa diteruskan kepada Wali Kota Batu. “Harapannya nanti Wali Kota Batu bisa mengajukan kepada pemerintah pusat,” tambahnya.
Bahkan jika nanti pengajuan itu diwujudkan, pihaknya sewaktu-waktu siap untuk buka tentunya dengan protokol kesehatan yang ketat. Termasuk diantarannya sertifikat cleanliness, hygiene, safety and environmental (CHSE) yang menjadi syarat selama pandemi Covid-19.
“Kami sudah siap untuk buka, jika sewaktu-waktu diperbolehkan untuk buka. Karena selama tempat wisata ditutup kami tetap melakukan perawatan “ ujar pria yang juga Direktur Taman Rekreasi Selecta ini.
“Untuk Sertifikat CHSE sudah siap juga. Jadi tinggal jalan saja," ucapnya.
Baca Juga : Ingin Beli Rokok dan Kebutuhan Sehari-hari, Pengangguran di Wagir Nekat Bobol Kotak Amal
Selain itu, jika masuk tempat wisata diwajibkan bagi wisatawan sudah divaksin, pihaknya sudah mempersiapkan barcode PeduliLindungi. Hal itu disiapkan untuk memastikan wisatawan sudah divaksin.
“Segala upaya kami lakukan demi tempat wisata bisa buka kembali. Karena sebagai kota wisata sebagian besar pekerja merupakan warga lokal yang bergantung tempat wisata,” tutup Sujud.