JATIMTIMES - Dinas Kesehatan Kota Malang berkerjasama dengan Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana (Dinsos-P3AP2KB) Kota Malang terus gencar melakukan vaksinasi terhadap para difabel yang ada di Kota Malang.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang dr Husnul Muarif mengatakan, setidaknya hingga saat ini dari catatan Dinkes Kota Malang, sebanyak 600 difabel di Kota Malang telah divaksin.
Baca Juga : Polisi Tetapkan Putri Kades Gading sebagai Tersangka Pelanggaran Prokes
"Kalau difabel sudah berjalan, sekitar 600 sudah," ungkapnya kepada JatimTIMES.com, Minggu (29/8/2021).
Husnul menyampaikan bahwa sekitar 600 difabel di Kota Malang tersebut telah disuntik dengan Vaksin Covid-19 Sinopharm. Hal itu sudah sesuai ketentuan dari pemerintah pusat yang mana difabel diarahkan untuk menggunakan Vaksin Covid-19 Sinopharm.
Untuk praktiknya sendiri, vaksinasi terhadap difabel salah satunya dilakukan secara door to door atau dengan menggunakan skema menghampiri difabel di tempatnya masing-masing. Skema tersebut diterapkan untuk difabel yang memang tidak dapat beraktivitas lebih di luar tempat tinggalnya.
"Kemarin puskesmas di wilayah Kedungkandang mengunjungi difabel, wilayah Kecamatan Sukun sudah mengunjungi di Yayasan Bakti Luhur," terangnya.
Sementara itu, Kepala Dinsos-P3AP2KB Kota Malang Penny Indriani sebelumnya telah menjelaskan bahwa difabel di Kota Malang yang terdaftar sebanyak 2.927 orang. Namun, dari total tersebut, sebanyak 1.696 orang difabel yang siap dan bersedia untuk divaksin.
Baca Juga : Di Webinar Ini, Disdikbud Kota Malang Beber Peran dalam Menjaga Kesehatan Mental Anak di Sekolah
"Sisanya itu susah, jadi kita pelan-pelan harus menyadarkan perlunya vaksin pada para disabilitas. Susah kita untuk menyampaikan agar dia punya kesadaran itu susah," ujarnya.
Lebih lanjut, difabel yang terdaftar di data Dinsos-P3AP2KB Kota Malang terdiri dari berbagai macam jenis difabel.
"Macam-macam ya, ada yang rada berat, ada yang hanya tulangnya, ada yang tuna netra. Ada yang benar-benar sedikit kayak ODGJ tapi sudah sempat bisa ditangani," pungkasnya.