JATIMTIMES - Seiring harga cabai rawit yang kian anjlok, petani cabai di Desa Ngablak, Kecamatan Banyakan Kabupaten Kediri bagi-bagikan cabai gratis kepada masyarakat.
Seperti diketahui saat ini, harga cabai rawit di tingkat petani di Kabupaten Kediri mengalami penurunan hingga menembus di angka Rp 5.000 per kilogram. Angka tersebut jauh dari harga ideal Rp 25.000 per kilogram, pada saat petani bisa merasakan keuntungan atau minimal balik modal (BEP/Break Event Point).
Baca Juga : Lama Derita Asma, Kakek di Tulungagung Ini Ditemukan Tetangga Sudah Membusuk di Rumahnya
"Penurunan harga cabai rawit ini, membuat petani resah, karena modal yang dikeluarkan untuk biaya tanam hingga panen, belum tentu balik modal.
"Jikalau tidak bisa balik modal, maka peluang tanam cabai rawit makin minim, dan ini bisa mempengaruhi stoknya di pasaran," kata Ketua Kelompok Tani Rahayu, Ida Rohmatinisak, saat memanen cabai rawit di Desa Ngablak, Kecamatan Banyakan, Kabupaten Kediri, Kamis (26/8/2021).
Untuk itu, usai memanen komoditas pedas tersebut, pihaknya langsung membagikan hasil panen ini kepada masyarakat sekitar.
"Tadi cabai rawit ini kami bagikan kepada masyarakat dan siapa saja yang ketemu di jalan. Semoga ini bisa lebih bermanfaat untuk mereka," katanya.
Ida Rohmatinisak mengaku, bahwa ia tidak tahu pasti alasan harga cabai rawit saat ini makin turun. Namun yang pasti, sekarang sejumlah petani cabai mengalami kekhawatiran mendalam.
"Sebab, di tengah turunnya harga cabai dan pendapatan petani yang makin turun, mereka harus tetap bertahan hidup untuk mencukupi kebutuhan keluarga dan biaya sekolah anaknya," katanya.
Baca Juga : Tingkatkan Ekonomi Masyarakat, Wali Kota Kediri Serahkan Bantuan Benih Ikan Koi
Bahkan, menurut Ida, dengan kondisi sekarang ini juga ada sejumlah petani, yang terpaksa menggadaikan sejumlah barang berharganya. Upaya ini diambil, demi memperoleh dana segar dan memenuhi keperluan sehari-hari.
Di sisi lain, turunnya harga cabai rawit pada tahun ini, bukanlah yang pertama kali. Hal itu karena pada tahun 2020, kejadian serupa sempat terjadi, dan saat itu harga cabai di tingkat petani kurang lebih sama dengan posisi sekarang.
"Oleh karena itulah, para petani cabai ini meminta uluran tangan pemerintah daerah setempat. Tujuannya, agar ada upaya pendampingan dalam mengatasi kondisi ini, sebab sampai sekarang, bantuan dari pemerintah setempat belum tampak di desa kami," katanya.