BLITARTIMES - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blitar melalui Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertapa) tak henti-hentinya mendorong kemajuan pertanian tembakau di Kabupaten Blitar. Setelah pertanian tembakau menuai sukses di wilayah Blitar utara, tengah dan timur, Dispertapa melebarkan sayap dengan mengembangkan sentra pertanian tembakau di wilayah Blitar selatan.
Salah satu daerah di Blitar selatan yang tahun ini dipilih Dispertapa sebagai pilot project daerah penghasil tembakau adalah Desa Panggungrejo, Kecamatan Panggungrejo. Desa Panggungrejo mendapatkan perhatian khusus. Di pilot project ini Dispertapa menggandeng Balai Tanaman Pemanis dan Serat (Balittas) dan Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) Alam Lestari.
Baca Juga : Dinsos-P3AP2KB Sebut Bansos Telah Tersalurkan Hampir 90 Persen
Beberapa program diluncurkan untuk pilot project tanaman tembakau di Panggungrejo. Diantaranya uji coba pertanian tembakau ramah lingkungan dengan penerapan pupuk hayati. Uji coba ini menjadi yang pertama di Indonesia karena umumnya tembakau menggunakan pupuk kimia. Pupuk hayati yang digunakan adalah hasil pengembangan dari P4S Alam Lestari.
Ketua P4S Alam Lestari, Hari Budi Harto, menyampaikan pupuk hayati tersebut diaplikasikan dan diteliti untuk tembakau jenis Virginia. Masing-masing varietas K326 1 untuk blok 1 dan varietas Bojonegoro 1 untuk blok 2. Dalam penelitian yang diamati adalah pengaruh penggunaan pupuk hayati terhadap tanaman tembakau.
“Penggunaan pupuk hayati ini kita bandingkan dengan pupuk dari pabrikan. Jadi kita terapkan lima perlakuan. Diantaranya penggunaan pupuk pabrikan murni. Kemudian ada tiga macam pupuk campuran yakni pupuk hayati dan pupuk pabrik. Dan terakhir penggunaan pupuk hayati murni,” terang Hari Budi kepada BLITARTIMES.
Uji coba penggunaan pupuk hayati terhadap tanaman tembakau di Panggungrejo saat ini telah berjalan dua bulan. Dalam dua bulan masa uji coba, Dispertapa bersama Balittas dan P4S Alam Lestari melihat perkembangan aplikasi penggunaan pupuk hayati untuk tanaman tembakau cukup bagus. Bahkan Balittas menilai kualitas tembakau jauh lebih baik.
“Setiap hari Rabu kita selalu ke sana untuk mengamati tanamannya. Kelihatanya tidak ada perbedaan antara tembakau yang menggunakan pupuk kimia murni dan pupuk hayati murni. Perbedaanya hanya sedikit, yang pakai hayati murni warna daun kurang begitu hijau. Namun yang hayati murni ini daun tembakaunya lebih tebal. Jadi menurut Balittas yang pakai hayati murni ini lebih baik,” jlentrehnya.
Tak hanya daun yang lebih tebal, menurut balittas tembakau yang menggunakan pupuk hayati juga terbukti tahan terhadap segala cuaca.
“Saat ini kadang kan terjadi kemarau dan kadang terjadi hujan. Saat terik panas matahari siang, tembakau yang menggunakan pupuk pabrik dan pupuk campuran daunnya layu. Sementara yang menggunakan pupuk hayati itu tidak layu. Karena perbedaan ketebalan tadi. Yang menggunakan pupuk hayati daunnya lebih tebal,” imbuhnya.
Lebih dalam Hari menyampaikan, di uji coba ini akan terus dilakukan pengamatan hingga bulan September mendatang. Ending dari penggunaan pupuk hayati ini nantinya adalah di mutu kualitas tembakau.
“Dulu di awal, Balittas pernah menyampaikan jika tembakau itu tidak bisa menggunakan pupuk organik karena untuk menjaga mutu. Alasannya untuk jaga mutu tanaman tembakau dibutuhkan kandungan N dan K yang tinggi. Dan itu didapatkan dari pupuk pabrik, tidak bisa dari pupuk lain. Nah, akhirnya ketika kita sampaikan akhirnya Balittas setuju jika penggunaan pupuk hayati ini kita lakukan penelitian. Dan sekarang ini belum final, tapi Balittas sudah bisa membaca jika penggunaan pupuk hayati ini cukup bagus,” katanya.
Lebih dalam Hari menyampaikan, penggunaan pupuk hayati selain ramah lingkungan juga akan membuat biaya produksi pertanian lebih murah. Untuk pupuk hayati, petani bisa membuat sendiri dengan memanfaatkan barang-barang yang ada di sekitar seperti buah-buahan, kedelai, jagung nom, papaya muda dan bahan-bahan dapur.
“Pupuk hayati ini bisa dibuat sendiri oleh petani tanpa mengeluarkan banyak biaya,” tutupnya.
Sebelumnya Kepala Seksi (Kasi) Penyuluhan Dispertapa Kabupaten Blitar, Anita Arif Rahayu, menyampaikan, untuk uji coba pupuk hayati ini Dispertapa menggandeng P4S Alam Lestari. Pupuk hayati dari P4S Alam Lestari telah lulus uji laboratorium. Pupuk hayati dipilih karena murah dan meminimalkan biaya produksi petani di masa pandemi Covid-19.
“Pupuk hayati dari P4S Alam Lestari, mikrobanya telah lulus uji lab dan sesuai dengan standar SNI. Pupuk hayati ini bahanya sangat banyak da nada di sekitar kita. Seperti nanas, jagung manis dan lainya,” jlentrehnya.
Lebih dalam Anita menyampaikan, K326 dan Bojonegoro 1 adalah varietas tembakau yang sama-sama berada di lingkungan keluarga tembakau Virginia. Bedanya, K326 disukai oleh PT Gudang Garam. Sementara Bojonegoro 1 disukai PT Djarum.
“Semoga pilot project di Panggungrejo menuai sukses. Kesuksesan ini nanti tentu akan berdampak terhadap kemajuan pertanian tembakau di Blitar dan mengangkat ekonomi petani,” pungkasnya. (Adv/Kmf)