GRESIKTIMES - Kasus dugaan penganiayaan di lingkungan Yayasan Ushulul Hikmah Al-Ibrohimi, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik, Jawa Timur akhirnya mencuat ke publik.
Wakil Ketua Yayasan Muhammad Tubashofiyur Rohman mengaku dianiaya Khorul Atho' yang tak lain adalah pamannya sendiri. Kasus tersebut sudah ditangani aparat kepolisian.
Baca Juga : Dampingi Warga Terdampak Covid-19, PDIP Lamongan Dirikan 27 Posko
Berdasarkan pengakuan korban, penganiayaan itu terjadi pada Kamis (5/8/2021) lalu, sekitar pukul 08.45 WIB saat dirinya bersama anaknya WR (2) mengantarkan surat pemberhentian Mohamad Said sebagai kepala sekolah (Kasek) MA Al-Ibrohimi.
Gus Sofi sapaan akrabnya, akhirnya bertemu Said dan wakil kepala sekolah lain yang berjumlah sekitar enam orang. Pertemuan dilakukan di Kantor MA.
"Pak Said diberhentikan karena tidak bisa menjalankan amanah yayasan. Keputusan tersebut sudah diterima pak Said dengan lapang dada," kata Gus Sofi saat dikonfirmasi, Kamis (12/8/2021).
Di tengah perbincangan yang santai, tiba-tiba Khoirul Atho' masuk. Tanpa basa-basi, Atho' langsung melayangkan pukulan berkali-kali ke bagian wajah Gus Sofi.
"Saya langsung kaget dan reflek meringkuk di kursi menghindari pukulan. Anak saya nangis terus duduk di samping saya," katanya.
Usai menyerang Gus Sofi, pelaku keluar mencari Ketua Yayasan Muwafaq yang sedang rapat di aula yayasan. Di tengah perjalanan ke aula, pelaku juga merusak mobil Gus Sofi yang sedang parkir.
"Dari rekaman cctv pelaku juga merusak mobil saya yang parkir di depan aula," imbuh pemuda berusia 28 tahun tersebut.
Usai kejadian itu, Gus Sofi memutuskan pulang bersama anaknya. Sampai di rumah, buah hatinya terus menangis sesenggukan. Setelah diperiksa, ternyata WR mengalami lebam di mata kanannya.
Tindakan arogan itu membuat pengurus yayasan sepakat membawa ke jalur hukum. "Kalau laporan saya di Polsek Manyar. Sementara laporan anak saya di Polres Gresik karena di sana (Polres, Red) ada PPA," pungkasnya.
Baca Juga : Bak Pemain Drama, Pelaku Pencurian HP ini Tega Tipu Penjual Rujak Cingur
Dengan kejadian ini, pihaknya berharap tidak ada lagi tindakan intimidasi dan arogan di lingkungan yayasan yang notabene-nya tempat para pengajar dan santri.
"Harapannya diporses secara hukum yang berlaku," tandasnya.
Di sisi lain, Kapolsek Manyar AKP Bima Sakti Pria Laksana membenarkan sudah menerima laporan tersebut pada Kamis (5/8) pasca kejadian. Korban langsung dilakukan visum dengan hasil ada luka di atas pelipis mata sebelah kiri. Sampai saat ini masih dalam proses penyidikan. Memeriksa korban dan saksi.
"Sampai saat ini ada enam saksi yang sudah kami periksa. Untuk pemeriksaan terlapor kami panggil besok Jumat (13/8)," ujar Bima.
Bima menyebut, belum ada yang ditetapkan sebagai tersangka. Namun, bukti hasil visum dan rekaman cctv terkait pengerusakan mobil telah diamankan.
"Kami masih fokus pada laporan penganiayaan. Motif penganiayaan belum bisa kami simpulkan," pungkasnya.
Terpisah, saat dikonfirmasi melalui sambungan selulernya, Khoirul Atho' tidak berkenan memberikan komentar. "Mboten usah mas," kata Atho' sebelum mengakhiri perbincangan.