MALANGTIMES - Perkembangan dunia digital di Indonesia terbilang cukup pesat dan tak kalah dengan negara-negara lain. Perkembangan tersebut memberikan pengaruh besar kepada masyarakat. Dan seiring waktu berjalan, jumlah pengguna internet mengalami lonjakan tinggi setiap tahunnya.
Bahkan, pada 2020 lalu, pengguna internet tercatat mencapai 27 juta jiwa. Akan tetapi, dalam perkembangan justru hal tersebut memunculkan pekerjaan rumah, yakni tentang adanya dampaknya negatif yang sering muncul seiring dengan pemanfaatan platform digital.
Baca Juga : 6 Ciri Wanita Ahli Neraka, Adakah Ciri-Cirimu ?
Wali Kota Malang Sutiaji menyampaikan, jika kebutuhan akan dunia digital memang tak bisa terelakkan. Sebab, hal itu menjadi kebutuhan tersendiri bagi masyarakat. Karena itu, hal tersebut harus disikapi dengan bijaksana. Jika tidak, sebaliknya, pemanfaatan teknologi digital hanya akan memberikan dampak negatif.
"Kita harus siap menuju generasi yang tidak jadi hamba teknologi, tapi bijak dan berkarakter dengan menjadikan teknologi yang bermanfaat dan meningkatkan potensinya," kata Sutiaji saat menjadi salah satu pemateri dalam webinar Literasi Digital Nasional, Kamis (12/8/2021).
Karena itu, karakter yang harus ditanamkan terhadap anak bangsa haruslah ditanamkan dengan kuat seiring dengan perkembangan teknologi. Hal itu tentunya agar masyarakat terutama pengguna internet tak hanya terjebak pada materialisme dan egoisme. Namun lebih mengedepankan potensi untuk kebutuhan edukasi hingga ekonomi.
"Jika tidak cerdas memanfaatkan teknologi dan terjebak pada konflik digital, maka bukan tidak mungkin akan jadi budak teknologi. Maka penyaluran minat dan bakat penting sebagai ruang berekspresi," jelasnya.
Lebih jauh Sutiaji menjelaskan jika Kota Malang sendiri memang sangat konsentrasi pada perkembangan dunia digital. Pemerintah Kota Malang terus berupaya menciptakan ruang bagi para pelaku ekonomi kreatif.
"Karena Kota Malang sudah memiliki ekosistem yang kuat, dan Presiden Jokowi sudah menunjuk Kota Malang sebagai kota kreatif," ujarnya.
Kota Malang saat ini menurutnya juga menjadi satu-satunya kota yang memiliki roadmap berbasis digital dan telah diperkuat dengan Peraturan Wali Kota (Perwal). Hal itu sebagai salah satu bentuk dukungan Pemerintah Kota Malang untuk ekosistem kreatif yang ada di Kota Pendidikan ini.
"Dan pertumbuhan perusahaan digital Kota Malang setiap tahunnya tidak main-main, mencapai 200 persen hingga 300 persen per tahunnya," jelas pria berkacamata itu.
Baca Juga : Tim Ahli Pusat Turun Cek Penanganan Covid-19 di Kota Malang
Pertumbuhan ekonomi kreatif berbasis digital itu, menurut Sutiaji, juga didukung dengan banyaknya perguruan tinggi yang setiap tahunnya meluluskan sekitar 4 ribu mahasiswa lulusan IT. Kemudian juga banyaknya UMKM berbasis ekonomi kreatif yang jumlahnya mencapai hingga 8 ribu lebih UMKM.
Karena itu, pihaknya berharap, perkembangan dunia digital di Kota Malang maupun Indonesia ke depannya bisa dimanfaatkan dengan positif. Diantaranya dengan digunakan sebagai media untuk melakukan sosialisasi, edukasi, hingga pemasaran produk.
"Dengan adanya perkembangan teknologi, maka tentu ini harus bisa dimanfaatkan secara positif dan jangan sampai menjadi budak teknologi," tegasnya.
Sebagai informasi, program Literasi Digital Nasional sendiri merupakan program yang diluncurkan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk meningkatkan kecakapan masyarakat dalam dunia digital. Kelas digital dilaksanakan secara simultan di 514 kota dan kabupaten seluruh Indonesia.
Tujuan penyelenggaraan program tersebut yakni guna membekali warganet dalam berinteraksi di ruang digital baik dari segi etika, kemampuan, keamanan dan budaya digital. Kegiatan ini pun aktif menghadirkan banyak narasumber lokal.