BLITARTIMES - Pemerintah Kota (Pemkot) Blitar tak lagi menggunakan ambulans untuk menjemput warga yang akan diisolasi di tempat isolasi terpusat (isoter) di asrama PGSD Universitas Negeri Malang. Warga yang akan isolasi itu dijemput petugas dengan armada khusus.
Wali Kota Blitar Santoso menyampaikan alasan tak lagi digunakannya ambulans untuk menjemput pasien yang akan isolasi mandiri. Menurutnya, Satgas Covid-19 Kota Blitar menemui kendala saat memindahkan warga yang menjalani isolasi mandiri menuju ke tempat isolasi terpusat. Warga sulit dibujuk untuk dibawa ke tempat isolasi terpusat karena kesan "menakutkan" mobil ambulans.
Baca Juga : Zona Hijau Tingkat RT di Kota Batu Kembali Merangkak Naik
"Secara psikologis kalau ada suara ambulans meraung-raung justru membuat masyarakat enggan dibawa ke tempat isoter karena takut. Nah, dengan kondisi ini kami kemudian membuat terobosan agar proses pemindahan berjalan lancar. Agar petugas tidak kesulitan, maka kita siapkan mobil khusus,” kata Santoso, Minggu (8/8/2021).
Diberitakan sebelumnya, Pemkot Blitar menyiapkan rumah isolasi terpusat (Isoter) bagi warganya yang positif Covid-19 tanpa gejala. Rumah Isoter berada di asrama mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Negeri Malang (UM) yang terletak di Jalan Ir Soekarno Kecamatan Kepanjenkidul Kota Blitar. Secara resmi rumah isoter dibuka oleh Wali Kota Blitar Santoso, Senin (2/8/2021).
Selama berada di rumah isoter, pasien positif akan mendapatkan pengawasan 24 jam oleh tenaga kesehatan. Pemkot Blitar juga menyiapkan makan minum hingga fasilitas wifi gratis bagi mereka yang sedang diisolasi. Selain itu petugas TNI dan Polri akan melakukan pengamanan di sekitar lokasi isolasi.
Baca Juga : Kecelakaan di Jalan Raya Garum, Remaja Tulungagung Tewas di TKP
Di rumah isoter asrama PGSD UNM ada 50 kamar yang disiapkan. Satu kamar terdiri dari 4 tempat tidur. Usai dibuka dan diresmikanya rumah isoter, petugas terus melakukan penjemputan kepada warga yang sebelumnya isoman di rumah untuk dipindah ke rumah isoter.