MALANGTIMES - Pemkot Malang menargetkan seluruh siswa di Kota Malang untuk menjalani vaksinasi dan terbangun herd immunity. Hal itu ditegaskan Walikota Malang, Sutiaji, kala memantau pelaksanaan vaksinasi pelajar SMA di SMAN 2 Kota Malang, Rabu, (4/8/2021).
"Hari ini memang serentak se-Jawa Timur, karena SMA ini kan sudah banyak yang masuk. Untuk di Kota Malang kami menunjuk di SMAN 2 Kota Malang," terangnya.
Baca Juga : 5.668 Warga Jalani Swab PCR Acak Pemkab Malang, 62 Persen Dinyatakan Positif Covid-19
Bukan hanya saat ini saja, program vaksinasi tentunya akan dilakukan secara bergiliran baik sekolah SMA maupun sekolah SMK di Kota Malang. "Kami juga bekerjasama dengan perguruan tinggi, insyallah nanti nanti akan terus bergulir, hari ini sekolah mana, selanjutnya sekolah mana," ungkapnya.
Dia menjelaskan jika dari kementerian beberapa waktu lalu juga telah disampaikan jika pada bulan ini terdapat 70 juta vaksin yang datang. Kemudian terdapat tambahan 50 juta vaksin yang datang, sehingga totalnya 120 juta. Vaksin tersebut kemudian disebarkan ke seluruh wilayah Indonesia, dan penyebaran itu termasuk Kota Malang di dalamnya.
"Basicnya adalah sekolah-sekolah (persebaran vaksin kali ini)," ungkap Sutiaji.
Ditambahkan Sutiaji, jika bukan hanya sekolah SMA, nantinya sekolah SMP di Kota Malang juga akan dilakukan vaksinasi dengan teknis pemilihan usia yang sesuai dengan usia diperbolehkan vaksinasi.
Jumlah siswa atau pelajar yang akan divaksin, untuk tingkat SMP, diketahui sekitar 21 ribu. Sedangkan untuk tingkat SD/MI berkisar 40-an.
Baca Juga : Pedagang Wadul ke Dewan, Minta Pembebasan Retribusi Pasar di Masa PPKM Level 4
"Nanti kita pilah, yang sudah 12 kita vaksin, rata-kelas 1 kelas 2 sudah bisa divaksin," terangnya.
Dengan mulainya vaksinasi pelajar ini, tentunya diharapkan untuk menuju arah percepatan pembelajaran tatap muka. Akan tetapi untuk dilaksanakannya hal tersebut secara penuh, masih belum bisa dilakukan.
"Dalam rapat, memang tidak bisa begini terus. Dari sekolah ini disiplin orang tua akan terbangun. Dari kegiatan belajar mengajar disekolah rata-rata tidak paparan Covid-19 dari kegiatan belajar mengajar. Kami berharap itu (pembelajaran offline) bisa, karena memang 1 ada titik jenuh anak-anak, ke depan harapannya bisa dibuka sedikit demi sedikit, dengan tetap protokol kesehatan," pungkasnya.