MALANGTIMES - Kota Malang dan Kota Madiun mengalami inflasi sebesar 0,11 persen pada Juli 2021. Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang, nilai ini merupakan inflasi terendah di antara kota dan kabupaten lainnya di Jawa Timur.
Dari data, inflasi tertinggi di Jatim dialami Sumenep dengan nilai 0,42 persen. Disusul Kabupaten Banyuwangi dengan nilai 0,23 persen, Surabaya dengan nilai 0,20 persen, dan Kota Probolinggo 0,16 persen.
Baca Juga : Viral Mati Corona ala Madura, Begini Tanggapan Kemenkes RI
"Untuk Kota Kediri mengalami deflasi -0,08 persen dan Jember -0,05 persen," terang Kepala BPS Kota Malang Erny Fatma Setyoharini dalam rilis daring, Senin (2/8/2021).
Untuk inflasi Kota Malang, cabai rawit menjadi komoditas penyumbang inflasi terbesar pada Juli 2021. Komoditas ini mengalami kenaikan harga sebesar 56,25 persen sehingga turut memberikan andil inflasi di Kota Malang sebesar 0,09 persen.
Komoditas penyumbang inflasi terbesar kedua adalah sabun detergen bubuk/cair. Komoditas ini mengalami kenaikan sebesar 2,88 persen dengan andil penyumbang inflasi sebesar 0,03 persen. Komoditas ketiga penyumbang inflasi adalah sekolah menengah atas, yang turut punya andil sebesar 0,02 persen.
Selain itu, terdapat sejumlah komoditas yang menjadi penghambat inflasi Kota Malang. Komoditas itu yang pertama adalah daging ayam ras. Komoditas ini mengalami penurunan harga sebesar 4,47 persen dengan andil penghambat inflasi sebesar 0,08 persen.
Posisi kedua, mobil atau otomotif mengalami penurunan 1,68 persen menjadi penghambat inflasi dengan andil 0,03 persen. Pada posisi ketiga, telur ayam ras mengalami penurunan harga sebesar 3,36 persen dengan andil sebesar 0,02 persen.
Baca Juga : 3 Modal Selain Uang Sebelum Membangun Bisnis
"Emas perhiasan mengalami penurunan harga sebesar 1,05 persen dengan andil menghambat inflasi sebesar 0,01 persen," terang Erny.
Dibandingkan bulan Juni lalu, saat inflasi Kota Malang 0,08 persen, inflasi Juli mengalami kenaikan 0,11.