MALANGTIMES - Gilang Widya Pramana atau yang akrab disapa dengan sebutan Juragan 99 berencana membangun Rumah Sakit Lapangan yang berlokasi di Kota Malang dengan kapasitas 100 bed.
Hal tersebut diungkapkan Gilang usai memberikan bantuan ribuan paket sembako disertai handsanitizer dan masker, serta 500 oxymeter atau alat pengukur kadar oksigen dalam darah kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Malang.
Baca Juga : Sekda dan Kadinkes Kabupaten Malang Beda Pendapat Soal Vaksinasi, Ada Apa?
"Jadi rumah sakit lapangan sebenarnya kita sudah dapat tempat, lokasinya di Kota Malang kapasitasnya 100 bed. Doakan mudah-mudahan (segera terealisasi, red)," ungkapnya kepada MalangTIMES.com, Selasa (27/7/2021).
Dirinya pun mengaku bahwa saat ini juga sedang menunggu arahan lanjutan dari Wali Kota Malang Sutiaji. Karena dalam proses pembangunan Rumah Sakit Lapangan untuk penanganan Covid-19 tidak semudah yang dibayangkan.
"Tahapannya begitu banyak. Intinya ada niat baik dari kita. J99 corp itu kita pingin membangun Rumah Sakit Lapangan Malang," ujarnya.
Inisiasi pembangunan Rumah Sakit Lapangan ini pun selain dikomunikasikan dengan Wali Kota Malang Sutiaji, pihaknya juga telah membuka komunikasi dengan Kapolresta Malang Kota AKBP Budi Hermanto serta jajaran stakeholder terkait di Kota Malang.
"Ini lagi diupayakan, doakan bisa terealisasi sehingga kita bisa membantu para warga yang terkena Covid-19," terang pria yang juga dijuluki sebagai Crazy Rich Malang ini.
Untuk kebutuhannya sendiri, Gilang menyebut bahwa untuk membangun Rumah Sakit Lapangan tersebut pihaknya membutuhkan lahan satu hingga dua hektare. Sedangkan untuk biaya pembangunan, dirinya tidak menyebutkan jelas berapa yang dibutuhkan.
Baca Juga : Percepat Tracing Suspect Covid-19: Bhabinkamtibmas-Babinsa Jadi Tim Tracer Digital dan Lapangan
"Yang jelas kita masih nunggu arahan dari pak wali. Pak wali masih bertanya ke Kemenkes dan BNPB, kita juga lagi menyiapkan nakes, menyiapkan izin dan juga sarprasnya," jelasnya.
Pria yang juga menjabat sebagai Presiden Arema FC ini menuturkan bahwa percuma jika pemenuhan kebutuhan tenaga kesehatan (nakes), oksigen dan sarana prasarana lainnya tidak terpenuhi, akan hanya menjadi tempat isolasi mandiri (isoman) saja. Hal tersebut bukan harapan dari Gilang.
"Intinya saya yang berikan fasilitas tapi yang menjalankan adalah pemkot. Dalam hal ini pemkot sedang menyiapkan semuanya, termasuk pembayarannya pasien. Kalau saya hanya menginisiasi, memfasilitasi, dan menyediakan fasilitas-fasilitasnya," pungkasnya.