MALANGTIMES - Selama Pandemi Covid-19, penjualan Ikan Koi ternyata sama sekali tak merugi, justru sebaliknya. Petani Koi malah memetik keuntungan lebih meskipun dalam masa pandemi ini. Seperti halnya yang dialami petani Ikan Koi di Malang ini.
Ya petani Ikan Koi asal Desa Krebet Senggrong, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang, bernama Robbi Readi membenarkan jika meskipun dalam masa pandemi Covid-19, masih banyak order ikan Koi yang masuk dari berbagai daerah.
Baca Juga : Polres Kediri Kota Salurkan Paket Sembako kepada Paguyuban PKL Jalan Dhoho dan Jaranan
"Kalau sebelum pandemi target pasar beda, saya lihat memang masih banyak pemula, kayak masih coba-coba, sama yang borongan di jual lagi, artinya menengah ke bawah dan hanya beberapa kelas menengah ke atas," ungkapnya.
Imbas Pandemi menurutnya hanya terjadi diawal-awal masa pandemi saja. Sebab, saat itu menurutnya pasar masih kaget dengan keadaan, yang selanjutnya merambah pada sisi ekonomi masyarakat.
Karena itu, dirinya melihat selama ini, terlebih lagi dalam masa pandemi ini peminat Koi kebanyakan kelas menengah ke atas atau yang bisa dikatakan orang berduit lebih bagus. Pasar pun kemudian sedikit ia alihkan dengan fokus kepada kelas menengah ke atas.
Pada pasar tersebut masih tinggi untuk adanya transaksi. Hal tersebut menurutnya juga faktor adanya Work From Home (WFH). Ditambah lagi dengan filosofi dari Ikan Koi yang juga banyak diyakini penghilang stres.
"Mungkin karena ini, banyak yang beli, dengan memelihara ikan Koi stress bisa berkurang. Kalau keuntungannya tidak tentu (selama pandemi), kadang tinggi kadang rendah, cuma selama pandemi ini untuk keuntungan bersih di potong sama biaya-biaya dan lain-lain berada di angka range Rp 10-15 juta," katanya.
Tak hanya dalam lingkup pulau Jawa saja, bahkan pembeli juga berasal hingga di kota-kota luar pulau, seperti di Sumatera, Bengkulu, Balikpapan, Makassar dan lainnya.
"Untuk jumlahnya ya nggak tentu perhari, kadang ada yang borongan langsung, ada yang perekor, ada yang beberapa ekor," tuturnya.
Lebih lanjut dijelaskannya, untuk jumlah yang dikirimkan, memang tidak terlalu banyak, justru menurun. Akan tetapi, secara value atau harga ikan, ikan yang terjual harganya tinggi. Hal ini karena memang ikan yang dipesan merupakan ikan yang memiliki kualitas bagus.
Baca Juga : Bantu Warga di masa PPKM Darurat, TNI-Polri di Blitar Berikan Bantuan Sembako
"Memang beda jumlahnya sebelumnya mas pandemi. Tapi harganya memang lebih tinggi yang saat ini. Soalnya ya kembali lagi target pasar beda, sebelumnya lebih banyak yang beli borongan, tentu nya dengan harga yang lebih murah. Karena kelas pasar menengah ke atas, otomatis yang ikan yang dibeli bagus kualitasnya, harganya juga lebih mahal," jelas Robbi.
Untuk range harga ikan yang dijual saat Pandemi Covid-19 ini, mulai dari harga termurah untuk Rp 200 ribu hingga harga tertinggi sekitar Rp 3 juta untuk per ekor. Namun untuk paket borongan dengan kualitas tertentu harga bisa sampai Rp 80 ribu per ekor.
"Kalau borongan makin banyak makan murah. Untuk jenis yang paling diminati sendiri ada Sohwa dan Kohaku Sanke. Untuk jenis lain juga banyak, tapi nggak sebanyak jenis tadi," pungkasnya.