TULUNGAGUNGTIMES - Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat juga berdampak pada penjualan kambing kurban di Tulungagung. Tahun 2021 merupakan tahun kedua yang mengalami penurunan pembeli kambing kurban karena pandemi Covid-19.
Imam (48) seorang pedagang kambing kurban yang biasanya kirim ke luar kota menceritakan sepinya pembeli dalam dua tahun ini akibat kemampuan atau daya beli masyarakat turun. Sekaligus akibat kurang leluasanya pengiriman ke luar kota.
Baca Juga : Pembangunan Palang Pintu Proses Lelang, Pemkot Blitar Bangun Pos Jaga Sementara di 5 Titik Perlintasan KA
"Ekonomi lagi susah, termasuk tidak ada haji memengaruhi sepinya hewan kurban dua tahun ini," kata Imam, Jumat (16/7/2021).
Hari Raya Idul Adha 1442 Hijriah yang akan jatuh pada 20 Juli 2021 depan, belum memperlihatkan pasar hewan menggeliat. Biasanya, sejak jauh-jauh hari calon kambing kurban sudah dibeli atau minimal di pesan masyarakat.
"Untuk harga sebenarnya relatif baik, tapi jika tidak atau kurang ada yang beli kan sama saja," paparnya.
Untuk ukuran kambing standar, Imam membandrol harga di kisaran Rp 2 hingga Rp 3 juta. Selain sudah powel seperti syarat berkurban, kambing standar ini berat badannya di kisaran 25 kilogram.
"Jika berok (bendhot) kambing untuk kurban bisa mencapai harga di atas Rp 5 juta. Selain berat badan, pembeli ini punya kesukaan sendiri," ungkapnya.
Baca Juga : Cegah Sebaran Covid-19, Pemkot Malang Haruskan Panitia Kurban Swab Antigen
Saat normal atau sebelum pandemi, Imam selalu melayani pesanan kambing kurban di kota besar seperti Surabaya, Bandung hingga Jakarta. "Dulu patungan sama teman, ongkos transportasi ditanggung bersama. Pesanan bahkan bisa dikatakan overload, sampai-sampai kita tidak bisa melayani," jelasnya.
Meski telah menggunakan jasa online untuk menawarkan kambingnya, Imam mengakui jika pasar memang turun cukup drastis. "Berharap pandemi segera berakhir, kembali normal lagi," pungkasnya.