MALANGTIMES - Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di Kabupaten Malang terus dievaluasi. Hasilnya dinilai cukup membahagiakan selama kurang lebih sembilan hari menjalankan PPKM Darurat.
Dari evaluasi, diketahui tingkat aktivitas dan mobilitas masyarakat selama PPKM Darurat cukup berkurang. Itu menunjukkan PPKM Darurat cukup efektif untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.
Baca Juga : Tekan Penyebaran Covid-19, Puslatpurmar-4 Purboyo Gelar Serbuan Vaksinasi Massal
Hasil evaluasi sembilan hari PPKM Darurat disampaikan Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Malang Wahyu Hidayat. Dia mengatakan, efektivitas PPKM Darurat di Kabupaten Malang dapat diilihat dari menurunnya tingkat mobilitas masyarakat. "Secara kasat mata, yang bisa menjadi tolak ukur sementara yakni mobilitas," ujar Wahyu, Senin (12/7/2021).
Wahyu menilai kesadaran masyarakat Kabupaten Malang dalam menerapan protokol kesehatan (prokes) selama PPKM Darurat ini sudah meningkat. Hal itu setidaknya juga dapat mencegah terhadap risiko penularan covid-19, termasuk varian Delta.
"Karena percepatan virus ini lebih cepat. Yang jelas, upaya-upaya yang dilakukan itu mulai terlihat terutama dalam mobilitas," imbuh Wahyu.
Meski begitu, dirinya masih belum bisa menjelaskan secara detail apakah efektivitas PPKM Darurat ini berdampak pada penurunan kasus covid-19. Hanya, dia beranggapan bahwa perubahan atau penurunan tersebut akan dapat dilihat pada satu hingga dua pekan ke depan.
"Sementara dampak PPKM Darurat ini kan tidak terlihat sekarang. Bisa jadi pada PPKM selanjutnya. Sudah mulai berkurang. Mungkin bisa dirasakan dampak tersebut sepekan atau dua pekan ke depan," ungkap dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang Arbani Mukti Wibowo menambahkan, PPKM Mikro yang diterapkan sebelum PPKM Darurat juga menunjukan efektivitas. Terutama dalam menstabilkan tingkat bed occupancy rate (BOR).
"Sebenarnya kemarin-kemarin sudah stagnan ya (kasus covid-19). PPKM Mikro ada efeknya terhadap bed occupation rate. Jadi, saat itu 40 sampai 50 persen. Stagnan. Untuk isolasi biasa 19 persen sampai 22 persen," jelas Arbani.
Baca Juga : Tak Pakai Masker di Jalanan Kota Blitar, Awas Diburu Petugas Gabungan
Dirinya tidak memungkiri bahwa penerapan PPKM Darurat yang bersamaan dengan merebaknya virus corona varian delta ini menjadi tantangan tersendiri bagi Dinkes Kabupaten Malang. Tentu dalam menangani covid-19 yang pergerakannya masih fluktuatif.
Arbani menyebut bahwa virus corona varian Delta inilah yang menyebabkan tingkat BOR di Kabupaten Malang berangsur meningkat. Bahkan dari informasi yang dihimpun, sudah mendekati 100 persen.
"Dengan adanya varian baru yang sifat infeksinya tinggi, maka merebaknya juga cepat. Sehingga itulah yang menyebabkan BOR menjadi meningkat tajam," kata Arbani.
Dinkes Kesehatan Kabupaten Malang masih terus menunggu kejelasan pengajuan vaksin covid-19. Arbani menegaskan pihaknya telah berupaya mempercepat percepatan vaksinasi covid-19 di Kabupaten Malang.