MALANGTIMES - Seiring dengan lonjakan kasus Covid-19 di Kota Malang, mempengaruhi Bed Occupancy Rate (BOR) di rumah sakit rujukan. Bahkan, IGD di rumah sakit kini telah overload.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang, dr Husnul Muarif saat ditemui di Mini Block Office, Jumat (9/7/2021). Menurut dia, situasi saat ini menjadikan kondisi BOR IGD rumah sakit rujukan mencapai 159 persen.
Baca Juga : Menyoal Usulan Gedung Dewan untuk Dijadikan Safe House, Ini Kata Wali Kota Sutiaji
"IGD itu stagnan, sudah lebih kapasitasnya. Terakhir ini IGD 159 persen, bayangkan. Artinya overload memang. Bagaimana mau memasukkan pasien lagi sedangkan IGD sudah ndak ada tempat," ungkapnya.
Meski, dikatakan Husnul, semua rumah sakit rujukan Covid-19 di Kota Malang juga telah menambah kapasitas bed. Hal ini dilakukan agar BOR-nya mengalami penurunan, dengan jumlah kasus yang masih terus naik setiap harinya.
"Penambahan bed selalu dilakukan oleh rumah sakit rujukan. Saat ini sudah di atas 925 bed untuk ruang isolasi. Sebelumnya masih di angka 800-an. Itu salah satu upaya dari rumah sakit juga untuk menurunkan angka BOR-nya," imbuhnya.
Sementara, untuk ruang IGD ataupun ICU, Husnul menyebut, perlu fasilitas tambahan lainnya apabila menambah kapasitas bed. Seperti, penambahan untuk alat ventilator yang dibutuhkan dalam penanganan pasien Covid-19.
"Kalau yang ada di ruang ICU itu kalau nambah tempat tidur harus nambah alatnya lagi ventilator. Saat ini masih tetap, untuk kapasitas yang ada ventilator sejumlah 41, pemakaiannya juga 41 jadi sudah 100 persen juga penuh," pungkasnya.
Baca Juga : PPKM Darurat, Ketua PCNU Kota Kediri: Salat Berjamaah di Rumah Saja
Untuk diketahui, berdasarkan data Satgas Covid-19 Kota Malang, hingga Kamis (8/7/2021) kemarin, tercatat ada penambahan sebanyak 61 kasus terkonfirmasi positif. Kini, total warga Kota Malang yang terjangkit Covid-19 mencapai 7.374.
Dari jumlah tersebut, pasien yang meninggal dunia tercatat mencapi 682, pasien yang dinyatakan sembuh sebanyak 6.309, dan yang masih dalam pemantauan ada 383 orang.