INDONESIATIMES - Bagi pasien positif Covid-19 dengan gejala ringan, diwajibkan untuk melakukan isolasi mandiri. Hal itu guna mencegah penularan Covid-19 terhadap orang lain.
Namun demikian, untuk melakukan isolasi mandiri tentunya harus memenuhi beberapa syarat. Menurut Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) yang juga Juru Bicara Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr Elina Burhan, tempat isolasi mandiri harus memiliki ruang terpisah dari orang lain.
Baca Juga : Kasus Covid-19 Melonjak, Pemerintah Mulai Amankan Stok Oksigen
Hal ini disampaikan Elina melalui video yang diunggah di channel YouTube PDPI. Elina juga mengatakan pasien tidak diperbolehkan berada di 1 rumah yang sama dengan orang berisiko tinggi tertular Covid-19 seperti lansia, bayi, orang dengan komorbid, dan orang dengan sistem imun rendah.
Di sisi lain, Kementerian Kesehatan telah membuat sejumlah ketentuan isolasi mandiri di rumah bagi pasien Covid-19 agar tetap aman. Di antaranya sebagai berikut:
1. Ventilasi dan pencahayaan baik
2. Selalu gunakan alat pribadi, baik untuk makan, minum atau mandi
3. Sebaiknya gunakan kamar mandi terpisah. Jika tidak ada, lakukan disinfeksi rutin pada permukaan yang sering disentuh
4. Kamar tidur terpisah
5. Hindari kontak dengan orang lain, serta tidak bepergian
6. Lakukan protokol kesehatan 3M yaitu memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak
7. Bersihkan ruangan dengan disinfektan secara berkala
8. Tangani sampah dengan hati-hati
9. Lakukan pemantauan harian gejala
10. Berkoordinasi dengan Puskesmas
11. Lapor petugas jika muncul gejala atau semakin parah
12. Orang yang merawat juga mematuhi protokol kesehatan
Perlu diketahui, untuk pasien tanpa gejala, isolasi mandiri bisa dilakukan selama 10 hari sejak pengambilan spesimen diagnosis konfirmasi. Sedangkan pasien dengan gejala ringan, durasinya juga 10 hari.
Namun ditambah 3 hari yang sudah harus bebas gejala apapun. Setelah masa isolasi, pasien perlu melakukan kontrol ke fasilitas kesehatan.
Kendati demikian, pasien tidak diharuskan tes swab lagi. Tidak hanya orang dewasa, Covid-19 juga bisa menginfeksi anak-anak.
Anak termasuk kelompok yang rentan terinfeksi Covid-19. Paparan Covid-19 pada anak juga semakin banyak ditemukan.
Penanganan serta isolasi mandiri bagi pasien Covid-19 anak tentu sedikit berbeda dengan orang dewasa. Berikut panduan isolasi mandiri pada anak menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI):
1. Anak harus tetap aktif
Pada anak, ada syarat lain yang harus dipenuhi untuk bisa isolasi mandiri. Anak harus tetap aktif meski terpapar Covid-19.
Setidaknya, anak-anak bisa makan dan minum serta bisa menerapkan etika batuk.
2. Cari pengasuh yang bukan kelompok rentan
Isolasi mandiri pada anak juga harus di bawah pengawasan orang tua atau wali. Idealnya orang yang mengasuh anak positif Covid-19 merupakan orang dengan risiko rendah terhadap gejala berat Covid-19.
Orang tua lansia atau dengan komorbid disarankan tidak ikut mengasuh anak yang sedang isolasi mandiri. Ruangan anak, alat makan, dan kebutuhan sehari-harinya tentu harus terpisah dengan anggota keluarga lain.
3. Menggunakan masker
Anak-anak yang terpapar Covid-19 dianjurkan untuk menggunakan masker. Pengasuh boleh membiarkan anak tidak pakai masker selama dia berada di ruangan sendiri atau berjarak 2 meter dari pengasuh.
Masker juga tidak perlu digunakan saat anak tidur. Sementara untuk pengasuh, harus menggunakan masker saat berada di ruangan yang sama dengan anak.
Bila perlu, pengasuh bisa menambahkan face shield saat berkomunikasi dengan anak. Selain memakai masker, pastikan anak dan orang-orang dalam rumah rajin mencuci tangan dengan benar.
Menerapkan etika batuk dan bersin, serta sering melakukan desinfeksi ruangan.
4. Periksa kondisi fisik anak
Pengasuh, baik orang tua atau wali harus wajib memeriksa kondisi fisik anak setiap hari. Beberapa hal yang harus terus dicek yakni suhu tubuh anak.
Lakukan pemeriksaan suhu tubuh 2 kali sehari pagi dan sore hari. Segera bawa ke fasilitas medis jika ada demam tak kunjung turun setelah 7 hari, atau demam di atas 38 derajat celcius.
Periksa juga saturasi oksigen dengan pulse oximeter dan periksa denyut nadi anak. Waspada jika saturasi oksigen berada di angka 95 persen, dan anak bernapas cepat.
Pastikan juga anak makan makanan bergizi seimbang. Menu makanan anak sebaiknya mengandung banyak sayur dan buah untuk memenuhi kebutuhan vitamin.
5. Isolasi mandiri pada bayi
Pada bayi, tetap berikan ASI eksklusif. Baik ibu dengan konfirmasi positif atau negatif Covid-19 bisa memberikan ASI pada bayi.
Jika ibu negatif Covid-19, maka gunakan masker saat menyusui. Pastikan juga cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum memberikan ASI.
Ibu dan bayi yang positif Covid-19 bisa dirawat bersama bayi dalam 1 ruangan dengan tetap mematuhi protokol kesehatan. Jika kondisi ibu tidak memungkinkan, maka wali lain yang kompeten bisa merawat bayi.
Jika bayi lahir dengan kondisi negatif Covid-19, maka ibu harus benar-benar menerapkan protokol kesehatan ketat saat menyusui.
Wajib diketahui, segera bawa anak ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat jika anak menunjukkan gejala perburukan seperti lemas, banyak tidur, napas cepat, saturasi oksigen di bawah 95 persen, mata merah, ruam, leher bengkak, demam tinggi, kejang, tidak bisa makan dan minum, jarang buang air kecil, dan terjadi penurunan kesadaran.