MALANGTIMES - Nabi dan Rasul diutus untuk menyampaikan ar-risalah tauhid kepada para umat pengikutnya. Tentu saja, dalam menyampaikan dakwahnya, mereka mengalami lika-liku yang itu dapat menjadi pembelajaran dan contoh bagi manusia.
"Dan semua kisah-kisah Rasul-Rasul, kami ceritakan semua kepadamu (Muhammad), agar dengan kisah itu kami teguhkan hatimu; dan didalamnya telah diberikan kepadamu (segala) kebenaran, nasihat dan peringatan bagi orang yang beriman"(QS Hud 120).
Baca Juga : 2 Karyawati Bank Mekar Diduga Meninggal Akibat Keracunan Asap GensetÂ
Lika-liku dalam perjalanan dakwah Nabi atau pun Rasul, juga banyak diwarnai kisah-kisah menarik. Salah satunya adalah, nabi yang diganti namanya karena seekor anjing. Lalu bagaimana kisahnya ?, penasaran siapakah Nabi ini ?, Simak ulasannya ini.
Dari muslimmoderatdotnet dan channel Islam Populer mengisahkan, terdapat nabi yang selama ini hanya dikenal nama samarannya, namun ternyata tidak ada mengetahui nama aslinya.
Nama ini tak familiar karena Allah memberikan nama lain. Hal itu lantaran nabi ini pernah ditegur karena mengatakan perkataan menjelekkan seekor anjing.
Sebelum Nabi Muhammad SAW, telah hadir nabi yang berusia kurang lebih 900 tahun. Jarak nabi ini dengan Nabi Adam tidaklah terlalu jauh. Dalam Al-Quran, menyebut namanya puluhan kali, namun nama yang disebutkan dalam Al-Quran adalah nama samaran.
Ya, nabi tersebut adalah Nabi Nuh. Nabi Nuh bernama asli Abdul Ghaffar.
Dalam Bada'i al-Zuhur fi Waqa'i al-Duhur karya Muhammad bin Hammad Ibnu Iyas Al Misrhi, diabadikan perkataan Imam yang berkata bahwa Abdul Ghaffar atau Yasykur pernah berjumpa dengan seekor anjing diatas kapal. Namun tak lama Abdul Ghaffar mengatakan, bahwa anjing ini sangat buruk.
Baca Juga : Dukung PPKM Darurat, NU Tulungagung Minta Jamaah Rutin Baca Sholawat Lidaf'il Bala Usai Salat
Anjing ini kemudian tak tinggal diam dan berkata, "hai Abdul Ghaffar, yang kamu cela ukiran atau dzat yang mengukir ?. Apabila celaan itu untuk ukirannya, sungguh, seandainya aku bisa memilih aku Tidka ingin menjadi anjing. Dan apabila celaan itu untuk dzat yang mengukir, maka sama sekali celaan itu tidak patut untuk-Nya. Karena dialah Dzat yang melakukan apapun yang dikehendaki".
Abdul Ghaffar pun kemudian begitu kaget mendengar penjelasan tersebut. Ia begitu menyesali perkataan yang telah terlontar. Ia kemudian selalu mengingat, meratap dan menangisi apa yang ia katakan kepada anjing itu.
Karena itu, umatnya kemudian memangilnya Yahunu. Yanuhu memiliki arti meratap atau menangisi dosa-dosa yang telah dilakukan.
Karena seringnya menangis, iapun diabadikan namanya menjadi sebutan Nuh atau meratap. Hingga saat ini, Nabi Abdul Ghaffar kemudian familiar dengan Nabi Nuh AS.