INDONESIATIMES - Publik sempat dihebohkan dengan video viral yang memuat adanya arisan sosialita yang menyelipkan ritual penumbalan brondong. Arisan itu disebut terjadi di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan.
Terkait hal ini, polisi turun tangan dan membuat tim khusus untuk mengusut kasus tersebut.
Baca Juga : Beredar Chat Whatsapp dan Story Tenaga Kesehatan Positif Covid-19 Diminta Tetap Bekerja di Kota Batu
"Ya (tim khusus), dipimpin Kanit Reskrim," ujar Kapolsek Kebayoran Lama Kompol Donni Bagus Wibisono.
Donni lantas mengatakan jika kini timnya masih bekerja mengumpulkan bukti dari informasi yang viral itu. Sementara, soal kemungkinan polisi memanggil pembuat video viral itu, Doni enggan berkomentar.
Dia menyebut hal itu masuk dalam teknis penyelidikan.
"Itu teknis. Saya nggak mungkin membeberkan," katanya.
Pembuat video tak mau disebut sebar hoax
Ramadhinisari, perempuan pembuat video viral mengaku siap jika dirinya dimintai keterangan polisi. Lantaran, ia tidak ingin dituding sebagai penyebar hoax.
"Jangan sampai ya karena urusannya lumayan ribet kalau ketemu polisi. Cuma kalau aku tidak memenuhi panggilannya takutnya aku kenanya hoax, jadi mau nggak mau," katanya.
Lebih lanjut, Ramadhinisari menjelaskan awal mula mendapatkan tawaran menjadi master of ceremony (MC) di acara tersebut. Ia mengaku awalnya mendapat direct message (DM) di Instagram dari seorang pria.
Tidak berselang lama, Ramadhinisari menjalin komunikasi dengan seorang perempuan untuk negosiasi harga jika bersedia memandu acara tersebut. Dalam proses itu, calon kliennya ini secara terang-terangan membeberkan susunan acara yang menyelipkan adanya ritual penumbalan.
"Aku sempat nanya gini, 'Rundown-nya gimana, Kak?" Aku tuh nanyain rundown mulu kan karena dia tuh ceritanya acara. Akhirnya kata dia, 'Aku ceritakan yang eksekusinya dulu ya, Sis, biar kamu nggak kaget,' gitu," terang Ramadhinisari dikutip melalui wawancara eksklusif detik.com.
Menurutnya, karena curiga akan susunan acaranya, ia belum memberikan jawaban untuk setuju menerima pekerjaan calon kliennya. Namun, pada bulan lalu, kliennya menyebut acara itu telah diundur.
"Sampai pada akhirnya dia konfirmasi bilang, 'Kak Dhini, acaranya diundur nggak jadi tanggal 19 Mei.' Waktu itu dia konfirmasinya di bulan Juni. Tapi akhirnya udah deh nggak ada kabar lagi dan kayaknya ini bukan acara yang gimana. Akhirnya aku nggak respons dia lagi dan aku udah nggak kontak-kontak lagi," paparnya.
Bahkan, Ramadhinisari menyebut jika acara itu diikuti oleh kalangan elite.
"Dia cuma bilang acaranya itu di Pondok Indah, terus acaranya di rumah. Dari luar sih rumahnya kayak biasa dan ini acaranya di Pondok Indah, terus kalangan elite. Dia bilang dari orang-orang kalangan elite, tapi dia nggak mention siapanya sih, misalkan dari siapa-siapanya," katanya.
Baca Juga : Songsong Liga 3, Tim Banyuwangi Putra Gelar Latihan Perdana
Ia pun mengatakan bahwa dia bukan orang pertama yang mendapatkan tawaran serupa. Saat dia mengunggah video pengakuannya di media sosial, beberapa rekan seprofesinya bercerita pernah mengalami hal serupa.
"Maksudnya mereka ditawari job yang sama gitu. Nah aku tuh takutnya ini tuh oknum dari orang iseng yang misalkan ujung-ujungnya penipuan temen-temen entertain lain yang mengiyakan, makanya aku cerita," sambungnya.
Artis Nadia Mulya merasa ada kejanggalan
Artis sekaligus host Nadia Mulya ikut menyoroti video viral tersebut. Ia merasa ada banyak kejanggalan dari kisah yang viral tersebut.
"Aku termasuk orang yang kalau mendengar berita itu agak skeptis terlebih dahulu, aku ingin memastikan kebenarannya. Nah ketika aku mendapatkan berita ini, banyak banget kejanggalan yang aku temukan," ungkap Nadia dilansir melalui Insert Live.
Hal pertama yang membuat Nadia merasa janggal yakni terkait informasi bahwa arisan dengan tumbal itu sudah terjadi beberapa kali. Nadia heran kenapa acara seperti itu baru terungkap sekarang ke publik.
"Kalau memang sudah terjadi 16 kali dan dilaporkan itu terjadi di bulan Mei, kenapa baru sekarang terkuak?," kata Nadia.
Kedua, yang juga membuat Nadia penasaran adalah soal tumbal brondong.
"Kedua, kalau memang ada tumbal, lalu dimana jenazah yang bersangkutan?, jadi banyak banget pertanyaan yang harus dipastikan dulu, karena kalau nggak jadi fitnah kan," ujarnya.
Selanjutnya, hal yang juga menggelitik Nadia ialah kasus ini yang mengatasnamakan arisan sosialita. Nadia sebagai salah satu orang yang gemar arisan merasa hal ini bisa memberikan citra buruk.
"Yang membuat saya tergelitik ini dikatakan arisan sosialita, saya sebagai salah seorang penggiat arisan, ini memberikan cap buruk terhadap arisan," kata Nadia.
"Arisan itu kan wadah untuk bisa berkumpul dengan teman-teman, ajang silaturahmi. Tapi kalau memang ini betul dan ada perkumpulan yang melakukan pesugihan atau apa, harus kita pastikan dulu kebenarannya," sambung Nadia.