MALANGTIMES - Guru Besar Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Irwan Abdullah membeberkan kiat-kiat agar tulisan dapat diterima di jurnal terindeks Scopus. Hal itu disampaikan Irwan dalam Workshop Metodologi Penelitian Praktis dan Penulisan Artikel di Jurnal yang diadakan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang, Selasa (22/6/2021).
Dalam paparannya, Guru Besar UGM itu menjelaskan, jika sebuah karya ilmiah tentunya diawali dengan kerangka tulisan. Bagian ini menurutnya menjadi unsur penting. Sebuah kerangka tulisan yang baik, akan membantu mengorganisir cara berpikir penulis menjadi lebih terarah.
Baca Juga : Silpa hingga Rp 173 M, DPRD Kabupaten Trenggalek Soroti Bagian Perencanaan
Selain itu, kerangka tulisan akan memudahkan dan membantu dalam menulis artikel dengan efektif tanpa berbelit. Dicontohkannya, kala menulis introduction, penulis pemula seringkali memulai dengan sesuatu yang general.
Misalnya, ketika seorang penulis akan membahas pendidikan multikultural di pesantren, penulis tersebut mengawalinya dengan latar belakang menulis terkait bhinneka-nya Indonesia. Padahal, terkait hal ini, jauh dari bahasan tema yang akan ditulis.
“Sangat jauh dari inti bahasan, padahal yang mau dibahas adalah lingkungan pesantren,” papar Prof. Irwan.
Kemudian, lanjut Irwan, penulis harus memperhatikan pada bagian literatur. Penulis akan lebih baik berpedoman pada keyword yang telah ditulis pada awal tulisan. Sehingga, bilamana terdapat tiga keywords, maka diharapkan akan lebih baik dengan memiliki tiga sub bahasan.
Bukan hanya itu, pada bagian literatur, tentunya akan kembali dibahas pada bagian discussion. Karya ilmiah merupakan sebuah karya hasil dari penelitian, sehingga penulis dalam hal ini wajib untuk menyertakan wujud atau bukti-bukti yang didapatkan dalam riset. Bukti yang didapat kemudian harus dipresentasikan di bagian Methods. Dengan begitu, karya tulis yang dihasilkan benar-benar bernilai ilmiah.
Irwan menambahkan, jika penelitian merupakan elemen terpenting dalam akademik, khususnya perguruan tinggi. Seorang dosen harus mampu melahirkan kajian-kajian yang bukan hanya untuk pengetahuan, tapi juga untuk melahirkan wisdom. Dengan wisdom itulah perubahan-perubahan bisa dilakukan.
"Untuk itu seorang dosen harus update. Di sisi keilmuan dan perkembangan masyarakat. Jangan sampai meneliti tidak kontekstual dengan yang terjadi pada zamannya dan tidak juga berhubungan dengan keilmuan. Kalau itu terjadi, tentunya penelitian tidak akan bermanfaat," ungkapnya.
Workshop Metodologi Penelitian Praktis dan Penulisan Artikel di Jurnal yang digelar LP2M mendapatkan antusias dari para dosen. Terbukti, dari jumlah kuota peserta yang awalnya hanya 50 peserta, membludak tiga kali lipat dari kuota yang disediakan menjadi 143.
Baca Juga : Tingkatkan Kemampuan Menulis Dosen, UIN Malang Gelar Workshop Menghadirkan Guru Besar UGM
Melihat antusias itu, mau tak mau LP2M kemudian menambah kuota dan melakukan perpindahan lokasi workshop. Hal tersebut dibenarkan Ketua LP2M Prof Dr Tutik Hamidah.
"Awalnya didesain hanya untuk 50 peserta. Namun yang mendaftar jadi 150-an, seandainya tidak kita tutup mungkin masih tambah lagi," terangnya.
Dijelaskan Tutik Hamidah, jika kegiatan ini merupakan kegiatan yang kesepuluh sejak 2018. Guru Besar Universitas Gadjah Mada (UGM) berturut-turut dihadirkan untuk meningkatkan kompetensi sebagai dosen, penelitian maupun dalam pengabdian masyarakat.
"Saya sendiri setiap kali ketemu Prof Irwan selalu termotivasi. Satu yang saya ingat, setiap hari harus menulis minimal satu paragraf. Menulis ini sangat mudah, tapi semua tergantung pada kita sendiri. Jadikan menulis sebagai kebiasaan setiap hari,"pungkasnya.