KEDIRITIMES - Gelaran kompetisi Liga 1 kurang 21 hari lagi. Sisa waktu yang ada ini terus dimanfaatkan oleh tim pelatih Persik Kediri untuk memaksimalkan kondisi tim, termasuk menyangkut kondisi fisik.
Dimas Agung, pelatih fisik Persik, terus berupaya keras dalam meningkatkan kondisi fisik penggawa tim berjuluk Macan Putih itu dengan berbagai metode yang telah dipersiapkan. Terlebih dalam mengantisipasi tenaga pemain yang sering terkuras habis pada menit-menit akhir pertandingan.
Baca Juga : Mengungkap Tuah dan Permainan Bisnis Menggiurkan Pring Pethuk
Metode latihan yang digunakan mulai mencakup endurance (ketahanan), speed (kecepatan), dan juga strength (kekuatan).
Dimas Agung membeberkan, kondisi fisik penggawa Persik saat ini bisa dikatakan telah siap dalam menghadapi laga awal kompetisi. Namun, sisa waktu yang terhitung kurang lebih tiga minggu ini akan dimanfaatkannya untuk memburu peningkatan fisik agar mencapai 90 persen.
"Kami sudah berupaya keras dalam meningkatkan kondisi fisik pemain. Terakhir yang kami lakukan kemarin melakukan penggenjotan fisik di Gunung Klotok Kediri. Alhamdulillah, kecepatan dan strength-nya meningkat," ujarnya.
Sedangkan untuk mengantisipasi merosotnya tenaga pemain pada menit-menit akhir pertandingan, Dimas akan memaksimalkan sisa waktu yang ada untuk terus menggenjot fisik pemain dengan metode latihan interval.
Sesuai dengan rencana, kompetisi liga akan bergulir mulai 10 Juli 2021. Sementara itu, fase awal kompetisi musim 2021-2022 telah diputuskan untuk digelar tanpa kehadiran penonton. Namun, hal itu nantinya tetap akan ditinjau ulang dengan mempertimbangkan perkembangan covid-19 di Indonesia.
Baca Juga : Agar Tepat Sasaran, Sejumlah Tim akan Pantau Penggunaan DBHCHT di Pamekasan
Selain tanpa penonton, PSSI juga memutuskan untuk menggelar Liga 1 terpusat di Pulau Jawa dengan sistem bubble to bubble.
Menurut Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru (LIB) Akhmad Hadian Lukita, sistem bubble to bubble itu mirip seperti yang diterapkan pada turnamen pramusim Piala Menpora 2021. Jadi, kompetisi dipusatkan di satu pulau untuk mempermudah akses dan meminimalisasi risiko paparan dan terjadinya klaster baru covid-19.