BLITARTIMES - Kegiatan sosialisasi pendataan agrobisnis tembakau yang digelar Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertapa) Kabupaten Blitar serta Universitas Islam Malang (Unisma) mendapat sambutan sangat baik. Setelah hari pertama diikuti koordinator penyuluh lapangan, sosialisasi hari kedua diikuti gabungan kelompok tani (gapoktan) dari 22 kecamatan se-Kabupaten Blitar, Kamis (17/6/2021).
Kepala Seksi (Kasi) Penyuluhan Dispertapa Kabupaten Blitar Anita Arif Rahayu mengatakan kegiatan sosialisasi pendataan agrobisnis ini digelar untuk menggali potensi tembakau di Kabupaten Blitar. Dengan pendataan ini, Dispertapa ingin menemukan dibmana saja daerah yang menjadi sentra-sentra pertanian tembakau.
Baca Juga : Toko Komputer di Kota Blitar Diobok-obok Maling, 46 Laptop Raib
“Seperti varietas apa ditanam di mana. Terus nanti kita menelusuri usaha taninya seperti apa. Dan kita juga akan membantu pemasaran tembakau yang diproduksi petani,” kata Anita.
Anita menambahkan, melalui sosialisasi ini, pihaknya juga meminta dukungan dari gapoktan se-Kabupaten Blitar untuk terlibat aktif, berkontribusi dan mendukung kemajuan pertanian tembakau di Kabupaten Blitar.
“Mendata potensi pertanian tembakau di lapangan itu agak sulit. Oleh sebab itu, kami butuh dukungan dari tokoh-tokoh masyarakat. Nah, dengan sosialisasi ini, kami berharap dukungan dari gapoktan. Sehingga nanti kami akan mendapatkan kemudahan ketika melakukan pendataan,” tukasnya.
Menurut Anita, meski memiliki potensi besar, namun hingga saat ini tembakau belum menjadi komoditas unggulan di Kabupaten Blitar. Penyebab utama tembakau masih kurang menggeliat adalah pasar tembakau yang kurang stabil.
“Memang ada kecamatan seperti Selopuro yang memang sejak dulu merupakan sentranya tembakau. Kalau kecamatan lain, ada yang kadang menanam dan kadang juga tidak. Karena ya memang kendalanya ada di pasar. Nah, untuk mengatasi persoalan pemasaran, kami dari dinas terus berupaya mencarikan pasar. Kemarin kita sudah menjajaki kerja sama dengan PT Djarum. Dan kemarin juga ada Gudang Baru yang melirik potensi untuk membuka gudang tembakau di Kecamatan Talun,” imbuhnya.
Sebelumnya, dosen Fakultas Pertanian Unisma Malang Ahmad Dedi Satori menyampaikan, dari sosialisasi ini, diketahui dari 22 kecamatan, ada 13 kecamatan di Kabupaten Blitar yang potensial untuk bercocok tanam tembakau. Daerah-daerah potensial itu di antaranya Kecamatan Selopuro, Kademangan, Binangun, dan Panggungrejo.
“Data ini masih kami pertajam. Soalnya, masing-masing kecamatan itu belum punya data terkait desa mana saja yang potensial untuk bertanam tembakau,” tukasnya.
Baca Juga : Tiga Varian Baru Covid-19 Masuk Jawa Timur, Pemkot Malang Giatkan Pencegahan
Dalam kegiatan ini, perwakilan gapoktan menyampaikan usulan-usulan untuk kemajuan pertanian tembakau di Kabupaten Blitar. Ya, gapoktan se-Kabupaten Blitar mendukung penuh upaya Dispertapa untuk memajukan pertanian tembakau dan meningkatkan kesejahteraan petani.
Salah satu usulan disampaikan dari Gapoktan Kecamatan Panggungrejo. Daman, perwakilan dari Gapoktan Panggungrejo, menyampaikan pihaknya saat ini tengah gencar menggerakkan petani milenial untuk membangkitkan pertanian tembakau di wilayah Blitar Selatan. Semangat petani Panggungrejo ini direspons positif oleh Dispertapa. Tahun ini Dispertapa menjadikan Kecamatan Panggungrejo sebagai salah satu lokasi pendampingan budidaya tembakau.
Menurut dia, sekitar tahun 1980-an dulu, di Panggungrejo tembakau sempat mencapai kejayaan. Namun, lambat laun kejayaan itu sirna karena tidak ada regenerasi. Dirinya berharap, Dispertapa bisa memberikan pendampingan kepada petani sehingga pertanian tembakau di Panggungrejo kembali menggeliat.
“Kita mulai menggiatkan lagi. Harapan saya, Dinas Pertanian dan Balittas bisa terus memberikan arahan dan pendampingan agar petani milenial kita bersemangat menanam tembakau,” pungkas Daman. (Adv/Kmf)