MALANGTIMES - Kota Malang dikenal sebagai salah satu destinasi wisata yang konsentrasi pada pemberdayaan inovasi budaya. Salah satunya terlihat dari banyaknya kampung tematik, yang secara tak langsung disebut-sebut menjual potensi tradisi dan keunikan budaya yang dimiliki masyarakat lokal.
Berdasarkan data yang dimiliki Pemerintah Kota Malang, para wisatawan, utamanya mancanegara yang datang ke Kota Malang sebagian besar memiliki ketertarikan pada nilai-nilai budaya dan tradisi. Mulai dari kesenian, keindahan bangunan bernilai sejarah, hingga tradisi tutur di masyarakat.
Baca Juga : Sinopsis Ikatan Cinta RCTI 15 Juni 2021, Apakah Papa Surya akan Memberi Tahu Nino Soal Reyna?
Kasubid Perencanaan Ekonomi dan Keuangan Bappeda Kota Malang Agung H Buana menyampaikan, Kota Malang pada dasarnya memang memiliki konsentrasi tinggi dalam pemajuan kebudayaan. Terutama untuk mengangkat potensi yang ada di masyarakat agar tradisi yang ada tetap memiliki eksistensi. Di sisi lain juga menjadi keunikan untuk menarik wisatawan.
"Peraturan Daerah hingga Peraturan Wali Kota Malang telah dibuat, salah satunya berkaitan dengan Cagar Budaya. Tujuannya salah satunya mengangkat potensi yang dimiliki masyarakat," katanya dalam Forum Group Discussion bertema Menakar Inovasi Pemajuan Kebudayaan Kota Malang yang digelar Pusat Penelitian Masyarakat dan Budaya-Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PMB-LIPI) di Hotel Pelangi, Senin (14/6/2021) sore.
Menurutnya, upaya menjaga pemajuan kebudayaan itu harus terus didukung dengan melibatkan berbagai stakeholder. Keseriusan pemerintah juga dinilai sangat penting untuk tetap melakukan kolaborasi dengan berbagai pihak.
Ketua Paguyuban Keramik Dinoyo Syamsul yang hadir dalam diskusi menyebut, potensi pemajuan budaya di Kota Malang, utamanya sentra keramik saat ini memang menunjukkan tren yang kurang positif. Meski begitu, para perajin yang sudah puluhan tahun berkecimpung di dunia keramik memilih untuk tetap bertahan.
Di era perubahan zaman, menurutnya memang ada banyak tantangan. Salah satunya berkaitan dengan keinginan pasar terhadap produk-produk yang ditawarkan. Selain itu, para perajin juga harus selalu beradaptasi dengan teknologi pembakaran yang selalu mengalami perubahan setiap tahunnya.
"Kalau untuk penjualan, kami harus berinovasi dengan keinginan pasar. Sampai sekarang pasar kami masih tersebar hingga luar Malang. Kalau untuk teknik pembakaran juga terus berubah, jika sebelumnya pakai bahan bakar minyak, sekarang menggunakan gas, dan mungkin ke depan pakai listrik," jelasnya.
Perubahan zaman itu menurutnya memang harus terus direspons. Dia pun berharap agar pemerintah terus menunjukkan keseriusannya untuk menjaga nilai tradisi yang berkembang di masyarakat. Tanpa kecuali kerajinan keramik yang memang dikenal berusia sangat lama.
Baca Juga : Soroti SiLPA yang Tinggi Hingga PAD Rendah, Fraksi PKS DPRD Kota Malang Beri Catatan ini!
"Paling tidak teknik keramik bisa dikenalkan ke anak-anak melalui kurikulum sekolah, yang itu khusus untuk tradisi dan kebudayaan. Agar mereka kenal dengan tradisi dan teknologi yang kita miliki," jelasnya.
Sementara itu, peneliti PMB-LIPI Jane Kartik Propiona menyebut jika masyarakat harus terus didorong untuk terus mengedepankan inovasi. Sehingga mampu berperan aktif dalam setiap perubahan zaman. Namun memang harus tetap mengedepankan nilai tradisi yang dimiliki.
Rangkaian pola sikap, perilaku sosial, hingga interaksi sosial yang berfokus pada pencapaian dan pemerataan kemakmuran juga hadir bersamaan dengan revitalisasi atas tradisi itu sendiri. Tanpa menghilangkan nilai baik dari tradisi yang dimiliki, maka ada pemaknaan penyesuaian zaman.
"Kota Malang ini menjadi salah satu kota yang kami teliti, di Jawa Timur ada dua. Selain Kota Malang satunya lagi Banyuwangi," jelas perempuan berhijab itu.