BANGKALANTIMES - Lonjakan kasus Covid-19 di Kabupaten Bangkalan terus mengganas. Akibatnya, banyak warga mulai ketakutan untuk mencari nafkah maupun beraktivitas sebagaimana hari-hari biasanya.
Hal itu diungkapkan oleh wakil ketua (Waka) komisi D DPRD Bangkalan Ach Haryanto. Saat ini masyarakat sudah mulai takut akan ganasnya virus yang mematikan itu.
Baca Juga : Kasus Covid-19 Mengganas, Sebanyak 1.750 Warga Bangkalan akan Disuntik Vaksin
Kekhawatiran itu, menyusul setelah melonjaknya kasus Covid-19 di empat Kecamatan di Bangkalan, yakni Kecamatan Arosbaya, Klampis, Geger dan Bangkalan Kota.
"Saat ini masyarakat sudah mulai ketakutan terhadap semakin meluasnya kasus Covid-19, sehingga masyarakat saat ini sudah mulai tidak abai lagi dalam menerapkan Protokol Kesehatan (Prokes)," ujarnya kepada BangkalanTIMES, Jumat (11/6/2021).
Namun, pihaknya masih menginginkan pihak Satgas COVID-19 atau dinas terkait, untuk terus melakukan evaluasi terhadap melonjaknya kasus Covid-19 di Kabupaten ujung barat Madura tersebut.
Sebab kata dia, saat ini kondisi di bawah, banyak masyarakat yang mengalami kesakitan. Seperti, demam, flu dan lain semacamnya, namun masyarakat tidak bisa melakukan pemeriksaan atau berobat terhadap rumah sakit (Puskesmas) terdekat.
"Kendala mereka saat ini di ekonomi, sejak melonjaknya kasus COVID-19 ini masyarakat nyaris susah untuk mendapatkan penghasilan sehingga mereka tidak bisa periksa ke Dokter atau Puskesmas terdekat," jelas dia.
Menurut Antok sapaan lekat Ach. Hariyanto itu, jika masyarakat tidak mampu untuk berobat, secara tidak langsung imun dari masyarakat itu akan lemah, dan itu berpotensi akan terkena COVID-19.
"Jika imunnya masyarakat lemah, bukan tidak mungkin, kalau nantinya masyarakat akan lebih mudah terpapar virus corona," ucapnya.
Untuk itu, Antok politisi PKB itu menyebutkan, agar pemerintah atau pihak yang berwajib, harus memikirkan sebab dari terpaparnya virus mematikan itu. Apalagi saat ini memasuki pancaroba atau perubahan musim, jadi sangat rentan bagi masyarakat untuk sakit dan itu berpengaruh terhadap imun.
Baca Juga : 1402 Siswa tidak Lolos Jalur Prestasi PPDB, Bisa Ikut Jalur Zonasi
"Maka dari itu pemerintah atau Bupati, sebisa mungkin untuk memberikan bantuan terhadap masyarakat di bawah, baik berupa sembako atau bantuan tunai atau non tunai. Minimal untuk berobat karena saat ini mereka nyaris tidak bekerja dan tidak berpenghasilan, sehingga mereka serba keterbatasan," ucapnya.
Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Bangkalan Sudiyo mengatakan, bahwa mekanismenya sudah jelas, kalau untuk bantuan khusus secara riil, apalagi di masa pandemi saat ini, pihaknya mengaku tidak ada.
Akan tetapi, kalau untuk bantuan-bantuan yang lain sudah memenuhi syarat. "Contohnya kayak BPJS PBI atau peserta bantuan iuran dari pemerintah pusat sebanyak 489 ribu penerima dan itu langsung dibiayai oleh Pemerintah Pusat," ungkap Kadinkes yang akrab disapa Yoyok tersebut.
Selain itu, dia menjelaskan, kalau terkait bantuan yang lain, pihaknya menyebutkan masih ada Beakesmaskin atau biaya kesehatan untuk masyarakat miskin.
"Kemudian kalau memang ada masyarakat benar-benar tidak mampu dan memenuhi syarat, kita ada Beakesmaskin yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat, saya kira sudah lebih dari cukup peran pemerintah hadir di situ," pungkasnya.