BANYUWANGITIMES - Komunitas warga Banyuwangi yang tergabung dalam Gerakan Rakyat Banyuwangi Bersatu (Garabb) bekerja sama dengan Prodem (Pro-Demokrasi) Banyuwangi menggelar dikusi publik soal kepemimpinan Bupati Ipuk Fiestiandani dan Wabup H Sugirah.
Tajuknya, Menakar Konsistensi Menjaga Kesinambungan dalam 100 Hari Kerja Bupati dan Wakil Bupati Banyuwangi "Antara Visi Misi, Kinerja Dan Pencitraan". Acara ini berlangsung di hall Hotel Ikhtiar Surya Banyuwangi Sabtu (5 juni 2021).
Baca Juga : Ngantor di Balai Desa, Bupati Kediri Puji Pelayanan Publik Desa Tulungrejo
Menurut Danu Budiyono, penggagas acara diskusi publik, panitia pelaksana menghadirkan narasumber I Made Cahyana Negara (ketua DPRD Banyuwangi), Michael Edy Hariyanto (ketua DPC Partai Demokrat Banyuwangi) KHAA Malik Safaat atau Gus Malik (ketua DPC PKB Banyuwangi), dan Agus Baihaqi (dekan Fakultas Dakwah Dfan Komunikasi Islam IAIDA Blokagung Banyuwangi). Moderator!nya Syamsul Arifin (mantan ketua KPUD Banyuwangi).
“Sebagai penyelenggara, kami juga akan menyampaikan hasil resume dari dialog publik yang digelar kepada bupati Banyuwangi langsung,” jelas Danu.
Selanjutnya dia menuturkan diskusi publik yang menandai 100 hari kepemimpinan pasangan Ipuk Fiestiandani-Sugirah mengupas tuntas berbagai persoalan dalam suasana gayeng antara narasumber dan peserta.
“Intinya, kami sangat mengapresiasi 100 hari kerja bupati dan wakil bupati Banyuwangi yang membuat program lompatan jemput bola dalam hal pendidikan, UMKM naik kelas, perizinan yang selama ini mandek, administrasi kependudukan dan lain sebagainya,”imbuh Danu.
Dia menambahkan kenyataan di lapangan bahwa pelayanan publik belum maksimal. Program bantuan sosial dari pemerintah juga belum merata. Misalnya untuk warga masyarakat yang terdampak pandemi covid 19.
”Kami tidak ingin apa yang dilakukan pasangan bupati dan wakil bupati Banyuwagi tersebut terkesan pencitraan saja. Kemudian jangan sampai ada kebohongan publik karena janji politik, visi misi ketika mencalonkan bupati itu tidak dikerjakan," imbuh Danu.
Baca Juga : DPRD Kabupaten Malang Tekankan Empat Sektor Agar Serius Digarap Pemkab Malang
Fakta yang ada di lapangan hari ini, kondisi ekonomi masih sulit dan belum menunjukkan ke arah yang membaik. Dan satu lagi kegagalan 100 hari kerja bupati-wakil bupati Banyuwangi adalah terkatung-katungnya persoalan pemecatan ratusan THL (tenaga harian lepas) yang sebagian sudah puluhan tahun mengabdi untuk Banyuwangi.
Sementara I Made Cahyana Negara, salah seorang narasumber, mengungkapkan 100 hari tidak bisa dibuat patokan untuk menakar atau menilai karena ini baru awal dan berjalan. "Banyak program yang sudah dilakukan oleh bupati, baik dalam menaikan kelas UMKM, jemput bola perizinan, administrasi kependudukan dan berbagai persoalan yang ada di desa,”ujarnya.
Sementara narasumber lain, Gus Malik, menyatakan ratusan penghargaan dari pemerintah pusat untuk Banyuwangi bagi pemerintahan sebelumnya tidak semua masyarakat mengetahui dan dinilai tidak berdampak banyak bagi masyarakat. ”Jangan melakukan kebohongan publik. Kenyataannya masyarakat ekonominya masih sulit kok,” tandas dia.