SURABAYATIMES - Jelang Pemilu 2024, suasana politik di Indonesia mulai menghangat. Beberapa sosok pun bermunculan untuk digadang-gadang maju sebagai presiden maupun wakil presiden di Pemilu 2024.
Salah satu sosok yang disebut layak maju dalam pertarungan lima tahun sekali secara demokrasi itu salah satunya adalah Khofifah Indar Parawansa (KIP). Kebetulan dia juga menjabat sebagai Gubernur Jawa Timur sekaligus Ketua Muslimat NU saat ini.
Baca Juga : Korban Dugaan Kekerasan Seksual SMA SPI Kota Batu Terus Bertambah, Kini Capai 40 Anak yang Melapor
Dukungan agar KIP maju salah satunya dari Pengasuh Ponpes, Amanatul Ummah, Mojokerto, KH Asep Saifudin Chalim atau biasa disapa Kiai Asep.
“Kalau sosok Jatim ya Ibu Khofifah Indar Parawansa. Sudah tidak ada lagi kalau Jatim. Kalaupun ada (selain Khofifah) ya peluangnya kecil,” ujar kiai yang juga guru besar Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya tersebut.
Menurut Kiai Asep, Khofifah masih belum terkalahkan secara elektabilitas maupun kredibilitas. Selain gubernur Jatim juga disebutnya cukup dicintai di kalangan perempuan Indonesia.
Kiai Asep bahkan terang-terangan menolak jika Khofifah menjadi gubernur Jatim dua periode.
“Sacara pribadi, saya ingin Bu Khofifah tidak menjadi gubernur pada periode kedua, tapi maju Capres dan menjadi presiden,” tegasnya.
"Mengapa pilih Khofifah nyapres? “Karena kapasitas keilmuan dan kekuatan fisiknya luar biasa. Sementara (dua hal) itu merupakan kelebihan dari seorang pemimpin,” imbuh dia.
Sementara itu, sikap berbeda ditunjukkan Pengasuh Ponpes Babussalam, Malang, KH Thoriq bin Zaid. Alih-alih mendorong Khofifah maju Pilpres 2024, kiai pencetus Hari Santri Nasional yang akrab disapa Gus Thoriq tersebut malah berharap Khofifah tak terpilih sebagai gubernur Jatim untuk dua periode.
“Saya tidak mendukung kedua-duanya (maju Pilpres maupun Pilgub Jatim 2024), cukup satu periode saja Jatim. Dan kalau bisa tidak nyapres atau Cawapres lah, karena beliau tidak akan dipilih. Sebaiknya beliau itu menjadi guru Muslimat NU saja,” tegasnya.
Baca Juga : Kapolda Jatim Resmikan Masjid dan Perumahan Anggota Polri dan ASN Polri
Menurut Gus Thoriq, terpilih menjadi gubernur sebenarnya kualitas Khofifah sedang diuji. Tapi memasuki tahun ketiga kepemimpinannya, Jatim dinilainya tidak semakin baik.
Terbaru Gus Thoriq tidak suka mendengar kabar adanya pesta ulang tahun yang dilakukan KIP. “Bukti video itu kan kuat. Rakyat Jatim melihat itu terjadi dan ada, kenapa harus ngeles (mengelak), kenapa tidak diakui saja dan mudah-mudahan ke depan bisa lebih baik. Begitu kan lebih baik, daripada menghindar dan membikin-bikin alasan yang itu semakin menyudutkan beliau ke posisi yang tidak baik,” katanya.
Gus Thoriq juga menyayangkan pesta ultah tersebut, karena tidak sesuai dengan tradisi dan ajaran Islam. Dalam Islam, ultah sebaiknya tidak usah dibesar-besarkan.
“Hanya hari ultah Kanjeng Nabi Muhammad Saw sajalah yang harus dibesarkan, yang dikenal dengan maulid rasul. Hanya beliau yang berhak untuk diperingati hari lahirnya, karena banyak keberkahan dan memang jaminan Allah sebagai manusia terbaik yang harus menjadi contoh dalam semua aspek,” katanya.
Dalam Islam, lanjut Gus Thoriq, yang diperingati dan dibesarkan justru haul. Sebab, haul tokoh-tokoh atau orang-orang yang saleh, setidaknya agar banyak orang yang meniru perilaku kehidupannya.