LUMAJANGTIMES - Bagi Anda yang biasa melintas di Jalan Panjaitan tentu pernah melihat lapak Tahu Rojo yang berada di utara jalan, tepatnya depan SDK Santo Yosef, Lumajang. Setiap hari, lapak tersebut selalu ramai diserbu para pecinta kuliner.
Dijelaskan oleh Akhsanul Huda, Founder Tahu Rojo, kehadiran camilan berbentuk persegi ini untuk meramaikan dunia kuliner di Lumajang yang terus bertumbuh.
Baca Juga : Truk Tebu Terguling, Sebabkan Arah Lumajang Probolinggo Macet 12 Kilometer
Apalagi, kebanyakan tahu petis di Lumajang masih dengan konsep tradisional dan belum dijalankan secara serius.
"Kami hadir dengan konsep yang lebih terstruktur untuk menjangkau segmentasi kaum milenial," jelas Huda, sapaan karibnya.
Senada dengan Huda, Co-Founder Tahu Rojo, Amran Alfian Syah menambahkan apabila saat ini para pembeli didominasi pemuda usia produktif 25 hingga 30an.
"Kami berharap kedepan Tahu Rojo bisa digemari para remaja usia 20 kebawah sebagai kuliner asli Lumajang," imbuh Amran.
Baca Juga : Penetapan Dewan Pengawas Perumda Tirta Kanjuruhan Disoroti Keras DPD Lira Malang Raya
Masih kata Amran, saat ini rata-rata omzet harian 350-400 ribu dengan varian harga 10 ribu / 12 biji tahu, 15 ribu / 22 biji dan 20 ribu / 32 biji, semua lengkap dengan box eksklusif, cabai dan petis.
