INDONESIATIMES - Setelah ramai di Twitter, coffeeshop dengan tema dan konsep arsitektur unfinished jadi bahan bercandaan netizen. Pasalnya, ada seorang pengguna Twitter dengan akun @dikyrenaldi15 yang sempat mengunggah cuitannya beserta foto salah satu tempat ngopi yang niatnya mengusung tema unfinished.
Setelah tweet-nya ramai, tak jarang banyak netizen yang membuatnya jadi bahan bercandaan dan hiburan. Dengan sedikit bercanda pula, penggunggah tweet tersebut mengingatkan ketika mendatangi kedai kopi dengan desain arsitektur seperti itu untuk tidak lupa menggunakan helm proyek.
Baca Juga : Gempa Magnitudo 6,2 Tenggara Blitar, Warga Tulungagung Berhamburan Keluar Rumah
Cuitan tersebut langsung mengundang banyak reaksi dari warganet. Ada yang merespons negatif dan positif atas pemilihan desain arsitektur tersebut, namun tak sedikit juga yang melontarkan guyonan.
"Kalo kuli diajak ngopi di situ pasti rasanya gelisah pengen nyelesein bangunannya," cuit akun @afianditomuda.
"mungkin mau ngadopsi konsep industrial, cuma industrialnya versi kuli jawa," lontar akun @Bimonesia.
Lain halnya dengan beberapa lontaran tweet dari akun-akun tersebut, salah satu akun juga melontarkan kesukaannya akan konsep kedai kopi yang terkesan mangkrak tersebut.
"Tapi bagus unfinish building gini, berasa lebih aesthetic gitu buat foto," cuit @riskadlst.
Hingga berita ini ditulis, cuitan tersebut masih ramai diperbincangkan netizen. Cuitan yang telah viral karena di-retuit sebanyak 22 ribu kali dan quote retuit sebanyak hampir 5 ribu ini ternyata ada penjelasan dari sisi arsitekturnya.
Bisa dibilang arsitektur bangunan yang terkesan "mangkrak" itu merupakan desain rustic yang biasa dikenal di dunia barat atau wabi-sabi yang fenomenal di Jepang. Konsep desain ini merupakan sikap dalam memutuskan tema dari suatu kedai kopi yang akan dikembangkan.
Berbeda dengan istilah "mangkrak", karena lebih terkesan sebagai bangunan yang tidak selesai atau terbengkalai dan dibiarkan tidak terurus.
"Konsep desain bergaya rustic ini unik ya karena menggunakan material mentah atau terlihat kasar, tidak rapi, dan terkesan apa adanya," ujar Anggota Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Her Pramtama, seperti dikutip dari Kompas.
Ada dua desain arsitektur yang diusung dalam konsep rustic ,yakni bersifat melekat dan tidak. Misalkan, dinding tanpa diplester atau diaci dan dicat dan plafon tanpa menggunakan gypsum agar terlihat rangka atapnya. Sementara yang tidak melekat adalah furnitur yang bersifat daur ulang, contohnya wastafel terbuat dari wadah seadanya atau ember daur ulang.
Penggunaan desain rustic yang unik di kedai kopi ini dapat memberikan atmosfer berbeda, dengan tujuan agar pengunjung bisa nongkrong sambil menyeruput kopi dan memesan makanan lebih lama sekaligus menikmati suasananya atau sightseeing.
Baca Juga : Pengetatan Pasca-Lebaran, Sumber Sira Jadi Pilihan Wisatawan Lokal
Tak jarang pula yang menganggap kedai kopi atau cofeeshop sebagai rumah ketiga, sedangkan rumah dan sekolah adalah 2 urutan tempat yang sering dibuat sebagai tempat bersantai dan melakukan aktivitas.
Berbeda hal dengan kedai kopi yang sudah terlihat bersih namun ingin didesain dengan konsep seperti ini, pasti akan mengeluarkan biaya cukup besar.
"Rustic itu bisa murah kalo emang apa adanya. Tapi, kalo misalnya ada di mal kan biasanya mau sewa sudah rapi terus kita mau bikin rustic ya belum tentu lebih murah," jelas Her.
Sejalan dengan penjelasan Her, Ketua Himpunan Desainer Interior Indonesia (HDII) Francis Surjaseputra mengatakan, memang ada dua bentuk dari gaya desain rustic. Pertama, bangunan sengaja didesain sedemikian rupa supaya terlihat rustic. Kedua, memang sudah dalam kondisi demikian.
"Misalnya, lokasi ini dulu merupakan sebuah pabrik, gudang atau rumah lama," terang Francis.
Menurutnya, ada kelebihan yang didapatkan dari bangunan yang sudah dalam kondisi rustic yakni menjual sejarah arsitektur bangunan tersebut. Hal berbeda justru akan dialami oleh tempat yang sengaja didesain dengan gaya rustic, maka dibutuhkan narasi pintar dan story telling yang bagus dalam menggaet pengunjung. Meski begitu, ada kekurangan dengan desain ala rustic yaitu kebersihan tempat.
"Tapi, karena tempat, komunitas, termasuk produk yang bagus, maka (kebersihan) tidak begitu (menjadi) prioritas," imbuh Francis.
Jadi, apakah kamu juga sering mengunjungi coffeshop denga gaya unfinished atau rustic?