free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Serba Serbi

Kisah "Para Pengkhianat" Nabi dalam Sejarah Islam (3)

Abdullah bin Ubay, Pengkhianat Nabi Muhammad SAW yang Merebut Ratusan Pasukan Jelang Perang Uhud

Penulis : Desi Kris - Editor : A Yahya

19 - May - 2021, 15:44

Placeholder
Ilustrasi (Foto: Atorcator)

INDONESIATIMES - Perjuangan para nabi untuk menyebarkan agama Islam, tidaklah mudah. Mereka harus menghadapi berbagai cobaan salah satunya yakni menghadapi para pengkhianat. 

Pengkhianat terhadap Nabi Muhammad SAW kali ini, Abdullah bin Ubay. Dalam sejarah Islam, nama Abdullah bin Ubay tentu tak asing. Kala itu, Nabi Muhammad SAW menghadapi begitu banyak musuh yang membencinya. Di antaranya ada Abdullah bin Ubay. 

Baca Juga : Alquran Bisa Menafsirkan Raut Wajah, Kamu Berwajah Surga atau Neraka ?

Abdullah bin Ubay dikenal sebagai 'pentolan' pengkhianat di masa Rasulullah. Tak cuma itu, ia bahkan juga dicap sebagai orang munafik, yaitu suka berdusta dan mengingkari janji. 

Awalnya, Abdullah bin Ubay diangkat sebagai penguasa Madinah. Begitu Nabi Muhammad SAW hijrah ke kota Madinah, pamor Abdullah memudar seketika. 

Kebencian Abdullah terhadap Rasulullah itu didasarkan karena penduduk di Madinah hendak menjadikan Abdullah bin Ubay sebagai raja dan memakaikannya jubah raja. Hingga akhirnya Nabi Muhammad SAW datang, Abdullah memandang kedatangan Rasulullah telah merampas haknya sebagai raja.

Bahkan masyarakat setempat mengangkat Nabi Muhammad SAW sebagai pemimpinnya. Melihat hal itu, Abdullah lantas marah besar. 

Kebenciannya terhadap sang Rasul semakin memuncak. Tak seperti Abu Lahab yang menunjukkan rasa bencinya, Abdullah justru mengaku beriman di hadapan Rasulullah. 

Namun di balik itu, ia menjelek-jelekkan nabi dan umat Islam. Abdullah juga sering mengadu domba agar orang-orang menyerang para umat Islam.

Puncak pengkhianatan Abdullah bin Ubay terjadi saat sang rasul dan pasukan dalam perjalanan menuju ke Uhud untuk berperang (Perang Uhud). Ia membelot dan membawa 300 orang bersamanya untuk bergabung bersama musuh. 

Sehingga, pasukan yang semula 1.000 orang berkurang menjadi 700 orang. Kendati demikian, hal itu tidak menggentarkan pasukan muslim. 

Rasulullah dan pengikutnya tetap berperang melawan kaum Quraisy selama kurang lebih 7 hari. Banyak korban berjatuhan, termasuk para sahabat dan keluarga nabi. 

Akibatnya, pasukan muslim pun mundur dan mengumumkan kemenangan kaum Quraisy. 

Kematian Abdullah bin Ubay

Baca Juga : Kendalikan Covid-19, Wali Kota Kediri Sowan Ulama

Hingga akhirnya Abdullah jatuh sakit dan akhirnya meninggal dunia. Anak laki-lakinya bernama Abdillah bin Abdullah bin Ubay lantas mendatangi Rasulullah. 

Ia meminta kain kafan untuk dipakaikan kepada sang ayah. Selain itu, Abdillah juga meminta agar Rasulullah mau menyalati Abdullah.

Rasulullah lalu datang ke pemakaman, hanya saja saat Umar melihat perbuatan Rasulullah, dia segera mengingatkan. 

“Wahai Rasulullah, kenapa mau menyalatkan Abdullah bin Ubay? padahal dia adalah seorang yang munafik. Bukankah Allah melarang untuk menyalatkan orang-orang munafik?.”

Rasulullah lantas menjawab kalau beliau mendapat pilihan dari Allah SWT antara mendoakan atau tidak, dan Rasulullah memilih berdoa untuk Abdullah bin Ubay bin Salul. Setelah Rasulullah SAW menyalatkan, barulah turun ayat: 

“Dan janganlah kamu sekali-kali menyembahyangkan (jenazah) seorang yang mati di antara mereka, dan janganlah kamu berdiri (mendoakan) di kuburnya. Sesungguhnya mereka telah kafir kepada Allah dan Rasul-Nya dan mereka mati dalam keadaan fasik. (QS. At-Taubah:84).


Topik

Serba Serbi



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Desi Kris

Editor

A Yahya