MALANGTIMES - Kebahagiaan menyambut datangnya Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriah benar-benar dirasakan warga penghuni Lembaga Pemasyarakatan (Lapas).
Ungkapan rasa bahagia itu seperti disampaikan Catherine salah satu WBP (Warga Binaan Pemasyarakatan) Lapas Perempuan Kelas IIA Malang. Catherine asal Afrika Selatan yang menghuni Lapas Perempuan Kelas IIA Malang sejak tahun 2016 ini merasa bahagia ketiga datangnya Bulan Suci Ramadan hingga Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriah.
Baca Juga : Benarkah Ikan yang Menelan Nabi Yunus Masih Hidup hingga Sekarang?
Pasalnya dengan adanya momentum Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriah, Catherine dapat membuat kue-kue khas lebaran bersama WBP lainnya. Ia mengatakan bahwa dengan adanya pesanan dari masyarakat luas maupun dari pegawai lapas, dirinya merasa tidak kewalahan.
"Nggak kewalahan saya. Malahan saya merasa senang banget. Karena waktunya kita di sini nggak terasa. Ya sebentar lagi sudah selesai. Enak. Dan kita belajar banyak. Setiap tahun kue baru lebaran. Ada kue yang baru keluar kita juga belajar itu," ungkapnya kepada MalangTIMES.com.
Catherine yang merupakan WBP kasus narkotika ini mengatakan bahwa dirinya sebelumnya tidak terlalu bisa membuat semacam kue lebaran. Namun setelah pada tahun 2016 masuk di Lapas Perempuan Kelas IIA Malang, dirinya diberikan pelatihan untuk membuat kue maupun roti dengan jenis lainnya.
"Saya mulai di bakery Lapas Perempuan ini mulai Tahun 2016 dan saya belajar dari bakery sini. Kita biasanya pelatihannya dari macam-macam tempatnya dari hotel atau chef mmemberikan pelatihan kepada kita," ujarnya.

Dari hasil pelatihan tersebut, Catherine bersama WBP lainnya akhirnya dapat berkreasi untuk membuat kue lebaran. Hingga sampai saat ini sudah berbagai macam jenis kue lebaran yang dibuat oleh Bakery Lapas Perempuan Kelas IIA Malang.
"Sebelumnya itu kita bikin nastar, kenari, choco chips, sama kastengel. Tahun ini variasi lebih banyak. Kita ada kue bentuk donuts, terus yupi, sagu keju, cheese cookies, nastar itu juga ada beberapa bentuknya kita juga bikin. Macamnya banyak, tahun ini kue kacang juga baru," jelasnya.
Menurut Catherine untuk membuat berbagai macam produk kue lebaran tersebur, setidaknya sebanyak 4 kilogram tepung dihabiskan setiap harinya. "Bisa sampai 4 kiloan (tepung,red) dikeluarkan. Enam kotak kecil sehari. Itu by order semua. Sekitar dua minggu sebelum lebaran itu banyak pesanan masuk. Yang banyak di order nastar sama kastengel terus sama yupi," terangnya.
Baca Juga : Marvel Studio Ungkap Jadwal Tayang Black Panther: Wakanda Forever Juli 2021
Lebih lanjut Catherine mengatakan bahwa pembuatan kue lebaran tersebur hanya dibuat pada momentum Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriah. Untuk hari-hari biasa diluar momentum Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriah, dirinya bersama WBP lainnya membuat roti atau makanan ringan lainnya.
"Produksi ini hanya pada momentum lebaran saja. Kalau hari-hari biasanya kita produksi, pizza, roti, hotdog, risol mayo, ada jelly, ada puding, banyak lah. Terserah teman-teman pingin makan apa kita bikinkan," bebernya.
Selain itu, dengan seringnya dirinya membuat kue lebaran maupun jajanan lainnya yang dapat dijual, dirinya bersama WBP lainnya yang bekerja membuat makanan tersebut akan mendapatkan premi yang dapat menjadi tabungan WBP.
"Dengan membuat kue yang bisa dijual itu saya juga bisa dapat premi untuk ditabung. Ya syukur meskipun didalam lapas masih bisa menabung," pungkasnya.