MALANGTIMES - Aliansi Mahasiswa Brawijaya turun aksi pada momentum peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2021. Kali ini mereka mengirimkan sebuah karangan bunga duka cita yang ditujukan kepada rektorat Universitas Brawijaya (UB).
Di karangan buka duka cita tersebut tertulis "Aliansi Mahasiswa Brawijaya mengucapkan turut berduka cita atas matinya hari nurani rektorat terhadap mahasiswa yang tidak bisa kuliah karena UKT."
Baca Juga : ITN Terpilih Jadi Pendamping Program SMK Pusat Keunggulan
Lagi-lagi pembahasan UKT (uang kuliah tunggal) yang menjadi fokus permasalahan dan tuntutan utama Aliansi Mahasiswa Brawijaya. Mereka terdiri dari EM UB, BEM FISIP UB, BEM FIB UB, BEM FAPET UB, BEM FP UB, BEM FEB UB, BEM FT UB, EKM UB, BEM FPIK UB, BEM FTP UB, EKM UB, BEM FKG UB, BEM FKH UB, BEM FK UB, BEM VOKASI UB, BEM FMIPA UB, BEM FIA UB dan BEM FH UB.
Terdapat 12 poin yang menjadi tuntutan Aliansi Mahasiswa Brawijaya kepada rektorat UB. Yakni:
1. Menuntut birokrat kampus untuk dapat berkomitmen tidak melakukan intervensi atau pelarangan terhadap gerakan mahasiswa.
2. Kembalikan hak mahasiswa dalam pemilihan dekan seperti yang diatur dalam Peraturan Rektor Nomor 22 Tahun 2014.
3. Adanya transparansi pengalokasian UKT selama pandemi.
4. Memberikan jaminan distribusi kuota yang merata selama PJJ.
5. Menuntut kebijakan yang berhati nurani terhadap UKT mahasiswa dan memberikan kelonggaran syarat untuk bantuan keuangan.
6. Menuntut adanya kajian dan koordinasi dari pihak rektorat ke fakultas tentang prioritas jenis kegiatan dan daftar jurusan yang tidak efektif dalam PJJ.
7. Menuntut rektorat terhadap kesiapan sarana dan prasarana serta evaluasi mekanisme PJJ.
8. Menuntut adanya transparansi dan melibatkan mahasiswa secara penuh disetiap rangkaian Pildekan.
9. Segera menyelesaikan proses yang menghambat pembangunan di UB Kediri, meliputi segera menyelesaikan proses pembukaan akses jalan besar dan segera menyelesaikan proses Sertifikasi hibah tanah.
10. Memberikan transparansi berita acara terkait hibah tanah oleh Pemkot Kediri kepada PSDKU Universitas Brawijaya Kediri.
11. Memberikan fasilitas penunjang akademik yang layak bagi mahasiswa UB Kediri, yang terdiri dari gedung perkuliahan, laboratorium dan perpustakaan.
12. Segera merealisasikan pembangunan gedung perkuliahan baru pada UB Kediri di tahun 2021 ini.
Perwakilan dari Aliansi Mahasiswa Brawijaya yang juga Presiden Eksekutif Mahasiswa UB Mohammad Ali Yafie mengatakan, UKT di UB hingga saat ini masih terus menjadi perbincangan dan dikeluhkan sebagian besar mahasiswa di tengah pandemi covid-19.
"Bahwasannya UB memiliki dana yang cukup. Tetapi masih ada mahasiswa UB yang belum bisa melanjutkan perkuliahan akibat keuangan. Itu membuktikan bahwasannya memang kurangnya semacam inklusivitas kepada mahasiswa," ungkapnya kepada MalangTIMES.com, Senin (3/5/2021).
Menurut Ali, hidup berbangsa dan bernegara harus mengacu pada Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia 1945 dan Pancasila. Disebutkan dengan jelas, dalam UUD 1945 yakni pendidikan adalah hak segala bangsa.
"Pendidikan adalah hak bagi semua masyarakat. Tapi di setiap crisis center (UKT, red), transparansi kenapa ditolak. Itu pun belum jelas. Maka dari itu sampai ada gerakan filantropi dari mahasiswa," ujarnya.
Baca Juga : Semarak Ramadan, Siswa-Siswi MI Al Mubarok Berbagi Rezeki
Sementara itu, usai bertemu dengan rektor UB beserta jajaran wakil rektor UB, Ali mengatakan bahwa pelibatan mahasiswa dalam pemilihan rektor hingga dekan juga menjadi poin tuntutan Aliansi Mahasiswa Brawijaya.
"Dari tanggapan Pak Rektor tadi, bahwasanya pada poin pildekan untuk ke depannya mahasiswa tetap diikutkan. Bahkan untuk pemilihan rektor mahasiswa diikutsertakan untuk bisa memilih rektor secara langsung," ucapnya.
Terakhir, Ali juga menyampaikan, jajaran rektorat UB selalu terbuka atas penyampaian kritik dan aspiras dari para mahasiswa. "Dari pihak rektorat, saya mendengar sendiri bahwa WR 1, WR 2, WR 3 dan WR 4 sangat terbuka terhadap kita untuk menyampaikan aspirasi-aspirasi yang menjadi fokus di 2021 ini," pungkasnya.