BLITARTIMES - Rumah joglo merupakan rumah tradisional masyarakat Jawa yang umumnya dibuat dari kayu dengan 4 tiang penyangga utama berupa kayu jati. Atap rumah joglo berbentuk tajug, semacam atap piramidial yang mengacu pada bentuk gunung.
Salah satu bangunan rumah joglo kayu berada di Kelurahan Togokan, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Rumah ini tampak seperti rumah joglo pada umumnya.
Baca Juga : Pembangunan Rumah Korban Gempa Dimulai dari Desa Jogomulyan
Namun siapa sangka, rumah joglo kayu Pendapa Ageng Hand Asta Sih milik keluarga dr Suhandoko ini merupakan rumah joglo kayu terbesar di Indonesia, bahkan dunia. Hal ini bahkan sudah tercantum dalam piagam penghargaan Museum Rekor Indonesia (Muri) sebagai Rumah Joglo Kayu Terbesar di Indonesia dengan luas 40,3 x 40,3 meter yang ditetapkan pada 11 Februari 2021 lalu.
Dibangun dengan konstruksi asli seni Jawa khas Blitar, rumah joglo Pendapa Ageng Hand Asta Sih ini secara keseluruhan dibangun dengan bahan dasar 95% kayu jati pilihan. Pembangunannya pun tak sembarangan, yakni dengan melibatkan sekitar 110 pekerja dari berbagai daerah.
"Jadi, awalnya Pak Handoko (sapaan Suhandoko) sudah lama bercita-cita untuk membangun rumah joglo yang besar ini. Mungkin banyak rumah joglo yang besar. Tetapi yang menggunakan kayu di Indonesia memang belum ada. Jadi, beliau termotivasi untuk membuat joglo kayu terbesar di dunia," ungkap Bashori, kepala mandor rumah joglo Pendapa Ageng Hand Asta Sih saat ditemui BLITARTIMES.
Dia menjelaskan, rumah joglo ini dibangun dalam kurun waktu kurang lebih 1 tahun, yakni dimulai 12 Desember 2019 sampai dengan 12 Desember 2020, dengan melibatkan kurang lebih 110 pekerja profesional dari berbagai daerah.
Joglo Ageng Hand Asta Sih dibangun oleh dr Suhandoko dan keluarga. Kata Hand diambil dari nama dr Suhandoko. Sedangkan Asta Sih berarti bangunan ini dibangun atas berkat dari tangan kasih Tuhan.
"Joglo ini nantinya akan dijadikan gedung serbaguna dan sebuah tempat rest area dan sarana penunjang kepariwisataan di sebelah barat Kabupaten Blitar. Tujuan awalnya Pak Handoko mendirikan bangunan ini adalah untuk membangkitkan seni budaya Jawa di Kabupaten Blitar agar lebih dikenal," jelas Bashori.
Baca Juga : Pembelajaran Tatap Muka Dimulai Senin, Sutiaji Sebut Minim Interaksi Picu Stres
Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Disparbudpora Kabupaten Blitar Suhendro Winarso mengatakan, pihaknya sangat mengapresiasi pembangunan rumah joglo terbesar di dunia tersebut. Pasalnya, selain menambah kekayaan destinasi wisata, juga akan menjadi ikon daya tarik baru di Kabupaten Blitar.
"Rumah joglo ini sebenarnya milik pribadi. Tetapi ke depan juga untuk tempat rest area yang merupakan salah satu sub-sektor usaha pariwisata. Selain mendapat rekor Muri, sang pemilik juga sangat memperhitungkan nilai-nilai filosofi rumah adat Jawa dalam pembangunannya. Harapan ke depan, dengan dikenal sebagai rumah joglo terbesar di Indonesia bahkan di dunia ini, maka juga akan sangat menguntungkan sektor pariwisata di Kabupaten Blitar tentunya," tukas dia.
Joglo berukuran panjang 40,3 meter dan lebar 40,3 meter dengan tinggi 26 meter ini tampak istimewa karena pilar dibuat dari kayu utuh. Lebar pilar saka guru berukuran 55-57 cm, saka goco 45-50 cm, saka rawa 40-45 cm, dan saka ricik 37-40 cm. Tiap pilar dihiasi ukiran kayu jati dan berdiri di atas umpak yang dihiasi batu sungai andesit yang diukir.