MALANGTIMES - Di tengah kesibukan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang melakukan pendataan rumah rusak. Bantuan juga terus berdatangan, baik itu dari instansi swasta atau pun instansi negeri. Salah satunya datang dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang memberikan bantuan bagi anak-anak sekolah yang terdampak gempa bumi berkekuatan 6,1 magnitudo pada Sabtu (10/4/2021) lalu.
Bantuan Kemendikbud tersebut langsung diterima oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Malang Wahyu Hidayat di Peringgitan Pendapa Agung, Kamis (15/4/2021).
Baca Juga : Selaran dengan Arahan KPPN Malang, UIN Maliki Malang Bangkitkan Sektor UMKM lewat Lembaga Ini
Wahyu Hidayat mengatakan bahwa pihaknya telah menerima bantuan yang diberikan Kemendikbud untuk anak-anak sekolah yang terdampak gempa. “Ini ada paket untuk fasilitas umum dan siswa. Hal ini untuk menekan trauma anak-anak yang terdampak gempa,” kata Wahyu.
Wahyu menjelaskan bahwa pihaknya cukup prihatin dengan bencana gempa bumi yang terjadi. Hal itu karena sebelum bencana terjadi, beberapa sekolah telah menerapkan simulasi sekolah tatap muka. “1 April baru mencoba tatap muka salah satunya di SMP 2 Tirtoyudo, dan sebelum terjadi gempa itu sudah siap tatap muka, tapi siangnya bencana,” terang Wahyu.
Kini, Wahyu cukup bersyukur dengan kepedulian baik dari instansi negeri ataupun instansi swasta. Karena dengan bantuan tersebut juga bisa menekan trauma ke siswa, dan juga cepat memulihkan kondisi yang terjadi di Kabupaten Malang.
“Bantuan dari Kemendikbud, kami akan sampaikan juga karena bantuan jni bagus, ada alat sekolah, tas dan tenda untuk kelas darurat,” jelas Wahyu.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Malang Rahmat Hardijono mengatakan bahwa pihaknya akan tetap melakukan kegiatan belajar mengajar bagi. Karena menurutnya, jika sekolahnya tidak siap karena terdampak bencana nantinya akan disiapkan tenda untuk kelas darurat.
Baca Juga : Lagi, Dinsos Kota Kediri Bagikan Paket Sembako bagi Warga yang Isolasi Mandiri
“Beberapa sekolah bangunan kelasnya rusak, tapi bangku masih utuh. Nah karena ruangan yang tidak memungkinkan karena mungkin ada gempa susulan jadi kami siapkan tenda, kebetulan juga baru dapat bantuan dari Kemendikbud,” terang Rahmat.
Rahmat mengaku, saat ini ada kurang lebih ada 180 sekolah yang mengalami kerusakan dengan 25 diantaranya sudah tidak bisa digunakan atau harus dirobohkan. “Ini data per Rabu (15/4/2021) malam kemarin seperti itu,” ucap Rahmat.
Ia pun menyebut bahwa untuk meyakinkan anak berani kembali bersekolah paska terjadi gempa harus ada peran serta dari orang tua. “Terutama harus ada izin dari orang tua untuk meyakinkan anak kembali ke sekolah,” tukas Rahmat.