free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Peristiwa

Gempar dan Kompas: Kades Selok Anyar Memihak PT LUIS Terkait Penutupan Akses Jalan Pantai Cemoro Sewu

Penulis : Bramastyo Dhieka Anugerah - Editor : Dede Nana

05 - Apr - 2021, 01:23

Placeholder
Nawawi dan Rohim (Foto: Bramastyo Dhieka Anugerah / Jatim Times )

LUMAJANGTIMES - Kasus penutupan akses jalan menuju pantai Cemoro Sewu yang berada di Desa Selok Anyar, Pasirian yang melibatkan PT Lautan Udang Indonesia Sejahtera (PT LUIS) terus bergulir dan belum menemui titik terang. 

Ketua Gerakan Masyarakat Peduli Pesisir (Gempar) Nawawi dan Sarup Ketua Komunitas Pegiat Cemoro Sewu (Kompas) menyampaikan bantahan atas pernyataan Nurhasin Kepala Desa Selok Anyar yang dinilai memihak PT LUIS tanpa memperdulikan nasib rakyat.

Baca Juga : 533 Juta Data Pribadi Facebook Bocor, Apa Sebabnya?

Nawawi menegaskan, bahwa keinginan Gempar dan Kompas agar PT LUIS membuka akses jalan sesuai dengan fungsinya. Di mana, akses jalan tersebut sudah ada jauh sebelum ada PT LUIS. Bahkan akses jalan tersebut dibuat sarana mobilisasi hasil pertambangan ilegal pra Salim Kancil. Dalam hal ini, salah satu pelaku yang sampai saat ini masih belum tersentuh hukum yang disinyalir adalah CV Pasir Mas yang tidak lain pemiliknya adalah Nurhasin.

“Akses jalan tersebut digunakan oleh masyarakat Selok Anyar dan sekitarnya untuk kegiatan ekonomi. Seperti yang biasa mencari ikan, mencari pakan ternak, mencari sayuran kembang kerangkang, penghijauan dan wisata Cemoro Sewu,” ungkap Nawawi.

Abdur Rohim Ardy sebagai Sekertaris Gempar menyatakan, sebagai Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang bergerak di bidang lingkungan, pasca tragedi berdarah Salim Kancil tahun 2015, konsisten melakukan advokasi di lingkungan pesisir dan reboisasi/penghijauan yang ada di Kabupaten Lumajang. Dari Tempursari sampai Selok Anyar. 

Kemudian, dari salah satu upaya reboisasi di pesisir pada tahun 2019 dimanfaatkan oleh masyarakat Selok Anyar untuk dijadikan area wisata. “Tentu kami atas nama pegiat lingkungan sangat merespon dan bersyukur ketika tanaman-tanaman tersebut berguna untuk masyarakat. Namun pada tahun 2020 sekitar pertengahan tahun akses jalan ditutup oleh PT LUIS. Sehingga masyarakat yang punya warung di sekitar wisata dan masyarakat yang biasa mencari ikan di laut minta pendampingan terhadap Gempar. Sehingga kita sepakat untuk mendirikan kelompok dan di beri nama Kompas,” terang Abdur.

Di Kompas sendiri, yang menjadi ketuanya adalah Sarup warga Selok Anyar.

“Pernyataan Kades Nurhasin yang mengatakan motif kami dengan PT LUIS hanyalah kepentingan pribadi adalah hoax dan tidak bisa dibenarkan. Gempar dan Kompas berjuang untuk kepentingan rakyat, tidak seperti Kades Nurhasin yang justru memihak PT LUIS,” tegas Nawawi.

Baca Juga : Wow! Ada Pantai Pasir Hitam Penuh "Berlian", seperti Apa?

Rohim selaku Sekretaris Gempar dan pendamping Kompas menambahkan, jika pihaknya sudah meminta Kades Nurhasin supaya akses jalan menuju Pantai Cemoro Sewu dikembalikan lagi kepada masyarakat, tapi ditolak.

“Kami sudah berkirim surat kepada Kades Nurhasin supaya akses jalan dikembalikan lagi kepada masyarakat, namun ditolak dengan kata-kata kasar,” imbuh Rohim.

Sementara itu, Kades Nurhasin masih belum bisa dihubungi terkait bantahan dari Kompas dan Gempar yang kesemuanya dinyatakan dusta dan tidak bisa dipertanggungjawabkan.


Topik

Peristiwa



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Bramastyo Dhieka Anugerah

Editor

Dede Nana