KEDIRITIMES - Saat pertandingan antara Persik Kediri melawan Persebaya Surabaya, pergantian pemain terhadap Krisna Bayu Otto Kartika dan Faris Aditama dalam Piala Menpora kemarin malam (23/3/21) menuai kontroversi publik.
Pasalnya, tak banyak yang menilai jika pergantian yang dilakukan oleh Joko Susilo sebagai pelatih kepala Persik Kediri merupakan keputusan yang dianggap kurang tepat. Sebab, dengan keluarnya dua pemain tersebut justru membuat Persik Kediri kehilangan ritme permainan dan terus ditekan habis-habisan oleh Persebaya Surabaya.
Baca Juga : AHY Tunjuk Wali Kota Malang Sutiaji Menjadi Plt Ketua DPC Partai Demokrat Kota Malang
Padahal sebelumnya, baik Bayu Otto dan Faris Aditama merupakan kreator serangan dari tim berjuluk Macan Putih dan bermain cukup baik di pertandingan babak pertama. Namun kedua pemain ini justru diganti di awal babak kedua menit 46' yang membuat alur serangan Persik Kediri kendor di babak kedua dan nyaris tak ada ancaman berarti bagi tim lawan.
Sementara itu, saat dikonfirmasi melalui telepon, Joko Susilo mengaku keputusan itu diambil lantaran mempertimbangkan faktor kondisi fisik pemain.
Ia tak mau memaksakan kehendak, karena ia mengerti betul jika kondisi pemainnya belum sepenuhnya fit. Ia tak mau mengambil risiko besar dengan memaksakan Bayu Otto dan Faris untuk terus bermain dengan intensitas permainan yang cukup tinggi, ia mewaspadai terhadap terjadinya cedera.
Karena menurut, Gethuk, sapaan akrab pelatih Persik Kediri ini membeberkan jika tujuan atau target tim ialah di kompetisi Liga 1.
"Harus kita ketahui terlebih dahulu, jika target kita adalah di kompetisi Liga 1 nanti. Bukan di sini (Piala Menpora). Di Piala Menpora ini sebagai ajang kita untuk membentuk pondasi kerangka tim. Baik itu melakukan pembenahan mental dan taktikal," ujarnya.
Di satu sisi, lanjutnya, kondisi fisik pemain juga belum sepenuhnya fit pasca libur panjang kompetisi akibat pandemi. Ditambah pemain Persik Kedori baru hanya seminggu latihan. "Makanya saya tidak ingin mengambil risiko besar dan melakukan pergantian. Lantas dengan pergantian itu kita juga bisa menilai pemain berikutnya sebagai catatan kita untuk membentuk komposisi tim yang benar-benar tepat di kompetisi Liga 1 nanti," ungkapnya.
Gethuk mengatakan, jika dirinya juga menyoroti terkait mental di skuat besutannya.
“Mental harus kita perbaiki lagi. Kita tahu, dengan sedikit kesalahan yang dilakukan oleh pemain kami kemarin terutama hingga menyebabkan terjadinya penalti,” jelasnya.
Baca Juga : Hadapi Barito Putera, Arema FC Perkuat Lini Depan dan Belakang
Keadaan itu menurutnya membuat pemain menjadi down dan secara otomatis apa yang diterapkan di babak pertama menjadi sia-sia. Hal itu juga berpengaruh terhadap permainan tim di sepanjang jalannya pertandingan di babak kedua. "Jadi fokus kami di sini menang untuk mental dan taktikal sesuai yang saya bicarakan di awal sebelum di mulainya pertandingan di Piala Menpora ini," jelas Gethuk.
Diketahui, Persik Kediri harus mengakui keunggulan atas sang lawan Persebaya Surabaya di pertandingan perdananya Group C Piala Menpora, Selasa (23/3/21).
Bermain di Stadion Si Jalak Harupat, Bandung Jawa Barat, tim berjuluk Macan Putih itu kalah dengan skor tipis 1-2.
Dua gol Persebaya Surabaya keseluruhan dicetak melalui tendangan pinalti, yang dieksekusi oleh Samsul Arif Munip di menit 64' dan 70'. Dua gol itu pun secara langsung menenggelamkan Persik Kediri di laga perdananya. Sedangkan gol Persik Kediri di cetak oleh Andri Ibo di menit 60' yang juga dilakukan melalui tendangan pinalti.
Bila berkaca pada jalannya pertandingan, sebenarnya Persik Kediri justru diuntungkan dengan keunggulan jumlah pemain. Itu lantaran pemain Persebaya Surabaya, Risky Ridho dipaksa keluar dari lapangan oleh wasit di menit 36 babak pertama setelah mendapati dua kali kartu kuning.
Akan tetapi, keunggulan jumlah pemain tersebut tak mampu dimanfaatkan dengan baik oleh anak asuh Coach Joko Susilo. Justru di babak kedua, Persik Kediri seolah kehilangan ritme permainan dan terus ditekan oleh Persebaya Surabaya.