free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Ekonomi

Pedasnya Harga Cabai di Tulungagung, Harga Eceran di Atas 100 Ribu Per Kilogram

Penulis : Anang Basso - Editor : Yunan Helmy

05 - Mar - 2021, 04:21

Placeholder
Cabe rawit atau lombok yang kini harganya mahal. (Foto: Anang Basso/Tulungagung TIMES)

TULUNGAGUNGTIMES  - Harga cabai rawit merah di Tulungagung, terus merangkak naik dan tergolong mahal di tengah ekonomi sulit akibat covid-19. Di Tulungagung, harga cabai rawit merah dijual Rp100.000 per kilogram atau dengan harga eceran Rp  10.000 per ons.

"Tiga hari lalu  masih 90 ribu rupiah. Ini saya beli satu ons sudah 10 ribu dan bahkan di pedagang lain ada yang di atasnya," ujar Pipit, ibu rumah tangga, setelah belanja cabai di Pasar Tunggangri, Kecamatan Kalidawir, Kamis (04/03/2021). 

Baca Juga : Diterpa Penolakan, Bapenda Tulungagung: Kenaikan NJOP Berdasarkan Kajian Ilmiah

Menurut Pipit, harga cabai setiap hari berubah-ubah. Bahkan untuk cabai fresh kulakan baru dari petani dijual pedagang dengan harga Rp 120.000 per kg.

"Naiknya cepat sekali. Kadang hanya berganti jam saja, kenaikan lombok (cabai) terjadi," ujarnya.

Selain cabai rawit merah yang harganya naik, harga cabai lain seperti rawit hijau dan merah keriting harganya juga ikut naik. Harga dinpasar, per ons 6.500 hingga 7.500 rupiah.

Sementara itu, Andri, pedagang cabai merah, mengatakan dirinya menjual eceran per ons 11 hingga 12 ribu karena harga kulakan di Pasar Ngemplak sudah mencapai 97 ribu rupiah per kg.

"Jika diecer kan memang beda. Harga kulakan di Ngemplak sudah 97 ribu rupiah," kata Andri.

Baca Juga : BPJAMSOSTEK Tulungagung Beri Edukasi Jaminan Sosial Ketenagakerjaan kepada Komunitas UMKM

Kenaikan harga cabai ini menurut Informasi yang diterima Andri karena musim hujan dengan intensitas tinggi sehingga banyak petani mengalami gagal panen. Akibatnya, pasokan cabai lokal di pasar menjadi kurang dan harga cabai  menjadi mahal. "Karena banyak petani yang gagal panen, pedagang harus mencari pasokan cabai ini dari kabupaten lain," jelasnya.

Karena mahal, permintaan cabai kering juga turut meningkat untuk menutup kebutuhan masyarakat  di Tulungagung yang dikenal suka makan masakan pedas.

 


Topik

Ekonomi



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Anang Basso

Editor

Yunan Helmy