TULUNGAGUNGTIMES - Belalang kayu atau belalang yang sering bersarang di pohon jati dalam beberapa bulan ini menjadi lauk paling diburu di Tulungagung. Setidaknya, pemburu belalang (walang) ini ada di wilayah Kecamatan Kalidawir, Tanggunggunun, dan Pucanglaban.
Belalang sendiri merupakan salah satu serangga yang biasa dianggap hama oleh para petani. Namun bagi warga di Tulungagung, belalang menjadi makanan yang digemari.
Baca Juga : Nikmatnya Nasi Lodeh Daun Jati Sajian Mantan Pramugari Bikin Lidah Ketagihan
Tetapi, tidak semua jenis belalang yang dapat dikonsumsi. Belalang pohon jati yang biasa dikonsumsi masyarakat dengan berbagai olahan.
"Yang enak dipeyek atau digoreng dengan tepung. Gurih banget," kata Yani (37), warga Kalidawir yang biasa mencari belalang di tengah hutan jati, Minggu (28/02/2021).
Selain gurih dan renyah saat digoreng, belalang juga bisa diolah dengan bumbu lain, sesuai selera penikmatnya. "Bagi yang tidak biasa bisa biduren (alergi kulit)," ujarnya.
Di Tulungagung sendiri, belalang sering ditangkap pada malam hari dari dahan atau ranting jati. Selain untuk dikonsumsi sendiri, belalang jati ini juga diperjualbelikan jika hasil tangkapannya banyak.
"Yang masih hidup ini kami jual 45 ribu sekilo. Yang sudah matang harganya beda lagi," ungkap Hermin, penjual belalang yang menjajakan walang kayu dengan online.
November 2020 lalu hingga Februari 2021 merupakan musim belalang. Umumnya belalang ini memiliki warna tubuh dan sayap kuning tua dengan tampilan yang gagah. Habitat hidup belalang kayu ini di hutan, ladang, dan semak-semak.
Baca Juga : Berburu Cita Rasa Tembakau Ala Kretekus Tingwe di Tulungagung
Bagi sebagian orang, belalang termasuk kuliner ekstrem. Tapi bagi masyarakat di sekitar hutan jati, belalang kayu adalah berkah karena merupakan hidangan lezat.
Rasanya dikenal gurih dan enak. Apalagi kalau yang dimakan adalah belalang betina yang masih ada telurnya.
Cara masak umumnya sangat mudah. Tinggal dibersihkan kotoran dilehernya, lalu digoreng kering dengan sedikit garam.