MALANGTIMES - Produk-produk lokal hasil pelaku industri kreatif menengah (IKM) sektor kriya atau kerajinan tangan Kota Malang terus menunjukkan tren positif. Hal inilah, yang terus digenjot untuk terus menembus pasar global.
Salah satunya mengajak komunitas kriya mengikuti Workshop Teknis Industri Kreatif Subsektor Kerajinan Electroforming yang digelar Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang, di Ijen Suit Hotel, Senin (22/2/2021).
Baca Juga : Ada Jual Beli Jabatan Jelang Pelantikan Perangkat Desa Wates, Ini Kata Kapolsek
Kepala Diskopindag Kota Malang Wahyu Setianto mengungkapkan, ada 30 peserta yang ikut dalam pelatihan tersebut. Acara ini juga sebagai salah satu upaya dalam meningkatkan keterampilan dan inovasi produk-produk kriya khususnya aksesoris dengan teknik electroforming.
"Sehingga peserta juga lebih bisa mengembangkan potensi kerajinan, lalu memberdayakan industri dan peran serta masyarakat khususnya IKM, kerajinan dan aksesoris," ujarnya.
Wahyu menjelaskan, produk kriya dengan teknik subsektor electroforming sendiri merupakan hal yang relatif baru untuk dikenal perajin di Kota Malang. Yang mana, dalam pembuatan kreasi aksesoris atau hiasan berasal dari bahan-bahan alam. Seperti, daun, batang, ranting pohon dan lainnya.
"Ini memang khusus untuk kriya. Jadi, melalui electroforming itu memanfaatkan bahan dasar untuk pembuatan pernik-pernik atau hiasan-hiasan itu dari alam. Salah satunya dari daun," imbuhnya.
Pria yang kini juga menjabat sebagai Kepala Dinas Lingkugan Hidup (DLH) Kota Malang ini menyampaikan, produk-produk yang dihasilkan dari bahan-bahan alam itu cukup menarik. Mulai dari aksesoris kalung, gelang, hingga hiasan perabotan rumah.
"Seperti daun itu dilapisi contoh logam. Jadi ada beberapa proses, dan ini yang akan kita kembangkan. Batang pohon, dikemas macam-macam, menjadi pernak-pernik menarik," tandasnya.
Baca Juga : BPBD Kota Malang: Angin Kencang dan Hujan Lebat Penyebab 11 Pohon Tumbang
Sementara itu, dalam kesempatan ini, Wali Kota Malang Sutiaji mengatakan, pelatihan tersebut menjadi inovasi baru yang perlu ditingkatkan. Sehingga para pelaku IKM khususnya sektor kriya mampu bersaing di pasar global.
"Harapan kami gerakan ekonomi kreatif di Kota Malang subsektor electroforming itu bersaing di pasar global. Dari daun yang aslinya jatuh jadi sampah aja nilainya bisa bertambah dan bermakna," paparnya.
Lebih jauh, pelatihan ini diharapkan tak hanya selesai begitu saja. Pihaknya meminta agar Diskopindag Kota Malang terus melalukan pemantauan terhadap pelaku IKM dan melakukan inventarisir bidang mana saja yang perlu disupport lebih untuk produk-produk lokalnya.
"Kita sudah masuk pasar-pasar global, tidak hanya menjajakan saja tapi kita harus bersaing berkaitan dengan teknologi. Tetap dengan produk high quality, dan kita mampu merangkum atau mengefesiensi," pungkasnya.