MALANGTIMES - Pemerintah Kota (Pemkot) Malang terus menggencarkan berbagai upaya untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Salah satu yang dinilai efektif melonjakkan besaran pendapatan itu yakni dengan dimulainya program e-Parking yang diterapkan sejak 4 Januari 2021 lalu.
Wali Kota Malang Sutiaji mengatakan, upaya Pemkot Malang untuk menaikkan besaran PAD diakuinya banyak tantangan. Karenanya, manajemen-manajemen berbagai instansi terus dikuatkan.
Baca Juga : Ketua RT dan RW Mundur, Kades Wates: Masih Permohonan
Hal tersebut, guna menekan kebocoran-kebocoran yang bisa menimbulkan penurunan PAD. Salah satunya, dengan mulai menerapkan e-Parking yang sistemnya berjalan secara transparan. Siapapun bisa mengakses pendapatan di sektor retribusi parkir di Kota Malang. "Sehingga, dengan penguatan itu pendapatan akan terus dinaikkan. Salah satunya, melalui e-Parking," ungkapnya.
Apalagi, kata Sutiaji, sejak berjalan selama satu bulan, hingga 4 Februari 2021, Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang mencatat, penerapan e-Parking yang berlokasi di pintu parkir barat Stadion Gajayana itu berhasil meraup pendapatan hingga Rp 120 juta.
"Itu hanya satu titik saja, pendapatannya luar biasa besar," imbuhnya.
Selain itu, ke depan penguatan pendataan aset-aset juga akan dilakukan guna melihat potensi-potensi yang bisa menambah peningkatan PAD di Kota Malang.
Baca Juga : Rp 31 Miliar Dana Desa, Bisa Dialokasikan untuk PPKM Mikro di Kabupaten Malang
Dengan berbagai upaya ini, Sutiaji optimis, PAD di Kota Malang di akhir periode jabatannya pada 2023 mendatang bakal tembus hingga Rp 2 Triliun. "Kami optimis di akhir periode kami nanti, PAD Kota Malang sudah tembus 2 Triliun dari target yang sekarang saja Rp 350 Miliar," pungkasnya.
Diketahui, layanan e-Parking di Kota Malang nantinya akan ditambah setidaknya di 3 titik lokasi lainnya. Rencananya, di area Gedung Kartini, Block Office, Terminal Arjosari, dan tambahan satu titik lagi di sekitar kawasan MOG khusus untuk sepeda motor.
