TULUNGAGUNGTIMES - Jembatan penghubung antara Desa Boro di Kecamatan Kedungwaru dan Desa/Kecamatan Karangrejo mengalami kerusakan pada akhir 2020 lalu. Alas jembatan ambles sehingga membahayakan pengguna lalu lintas.
Pemerintah setempat sudah melakukan perbaikan sementara dengan memasang plat baja di atas jembatan yang ambles tersebut.
Baca Juga : Dewan Dorong Pengembang Berkontribusi Dalam Pembangunan Daerah di Kota Malang
Untuk mengantisipasi kerusakan lebih parah, hanya kendaraan bertonase kecil yang diperbolehkan melintas di atas Jembatan Boro itu.
PLT Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Tulungagung Robinson Nadeak menuturkan, Jembatan Boro direncanakan diperbaiki tahun ini dengan anggaran sebesar 1,5 miliar rupiah. “Sudah kami ajukan di Bappeda (Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah),” kata Robinson.
Untuk memperbaiki jembatan yang melintang di atas Kali Ngrowo ini, diperlukan waktu paling cepat empat bulan. Selama perbaikan, seluruh akses menuju jembatan akan ditutup. “Penguatan lantai jembatan. Nanti konstruksi jembatan tetap,” jelasnya.
Selain jembatan, tahun ini pihaknya juga berencana melakukan perbaikan sejumlah ruas jalan. Untuk perbaikan ruas jalan ini, sudah dianggarkan Rp 11 miliar yang berasal dari DAK (dana alokasi khusus) pusat. “Kami tinggal tunggu PMK (peraturan menteri keuangan) keluar,” katanya.
Ruas jalan yang diperbaiki adalah ruas Sodo di Kecamatan Pakel-Kecamatan Bandung sepanjang 3,5 kilometer. Anggaran untuk ruas jalan ini sebesar Rp 6.948.974.000.
Lalu ruas jalan Kecamatan Bandung-Besuki sepanjang 2 kilometer. Anggarannya sebesar Rp 2.730.000.000.
Lalu ruas jalan Podorejo-Tunggangri sepanjang 1 kilometer. Anggaran yang disiapkan sebesar Rp 1.664.206.000.
“Kami ajukan 13 jalan melalui aplikasi Krisna kepada Bappenas untuk diperbaiki, namun disetujui 3 ruas,” ungkapnya.
Baca Juga : Hubungan Fiki Naki dan Dayana Rusak Gara-Gara Uang
Jadi, untuk sisa ruas jalan lainnya, masih mengantre untuk mendapatkan perbaikan.
Jalan yang rusak akan diperbaiki dengan kombinasi aspal hotmix dan cor beton.
Disinggung kondisi jalan secara umum di Tulungagung, Robinson menuturkan sudah cukup baik, namun untuk mempertahankan kondisi itu butuh perawatan. “Kondisi jalan mantap kita mencapai 76 persen,” katanya.
Selain perbaikan, pihaknya juga melakukan tambal sulam atau perbaikan ringan. Perbaikan ringan dilakukan untuk jalan yang rusak, namun tak cukup parah.
“Untuk tambal sulam, biaya pembelian bahan sekitar 2,2 miliar rupiah,” ujarnya. Kegiatan tambal sulam jalan diserahkan pada UPT (unit pelaksana teknis) di tiap kecamatan.