INDONESIATIMES - Ketua DPD Partai Demokrat Sulawesi Selatan (Sulsel) Ni'matullah Erbe mengungkapkan beberapa dugaan upaya kudeta terhadap kepemimpinan Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Ia membeber rangkaian awal terjadinya kudeta tersebut. Bahkan Ni'matullah juga mengaku sempat dimintai nomor rekening.
Menurut Ni'matullah, hal itu berawal pada pertengahan bulan Januari 2021 lalu. Saat itu, pria yang juga menjabat sebagai wakil ketua DPRD Sulsel ini dikontak beberapa kali oleh Jhoni Allen Marbun, mantan wakil ketua umum Demokrat era kepemimpinan Anas Urbaningrum.
Baca Juga : Gubernur Khofifah Minta Bupati Trenggalek Maksimalkan Penanganan Covid-19
"Saya semenjak pertengahan bulan lalu, sekitar tanggal 19-20 Januari, pertama kali ditelepn Jhoni Allen karena beliau orang lama senior dan cukup dekat. Pak ketua ada waktu tak ke Jakarta sementara ini saya belum ada jadwal, ada apa ngopi-ngopi segera ya kalau ada info hubungi saya," kata Ni'matullah soal isi komunikaisnya dengan Jhoni Allen dalam podcast Rijal Djamal 5 Februari 2021.
Lebih lanjut Ni'matullah menyebut, dirinya terus ditelepon Jhoni Allen untuk memintanya datang ke Jakarta. Dari situlah ia mengendus ada hal yang bukan main-main lantaran terus diminta datang ke Jakarta oleh Jhoni .
"Tiba-tiba dua hari kemudian dia telepon lagi. Teelpon keempat ini sudah dua hari selangnya. Supaya kamu tidak ragu kirim nomor rekening, saya langsung bilang masa urusan gini pakai rekening," ujar Ni'matullah.
Karena penasaran, akhirnya Ni'matullah menelepon Ketua DPD Partai Demokrat Sulawesi Tenggara (Sultra) Muhammad Endang. Kebetulan saat itu Endang sedang berada di Jakarta karena mengurus sengketa pilkada di Mahkamah Konstitusi (MK).
"Sudah ditelepon Bang Jhoni, itu dia saya mau tanya sama ente. Enggak usah ke Jakarta ketua, bahaya ini keadaan bagaimana? Saya tadi malam ketemu di apartemen Jhoni Allen di Belagio Kuningan. Apa di situ mereka berencana KLB (kongres luar biasa)," paparnya.
Menurut pengakuan Ni’matullah, Endang menceritakan pertemuan itu membicarakan soal kongres luar biasa (KLB) Demokrat. “Saya tadi malam ketemu di apartemen Jhoni Allen di Bellagio, Kuningan. Apa dibsitu mereka berencana KLB. Aduh fatal itu benar,” ujarnya.
Selain itu, Endang mengatakan kepada Ni’matullah bahwa di apartemen Jhoni Allen, juga hadir mantan Bendahara Umum Demokrat Nazaruddin. Di sisi lain, kata Ni'matullah, para beberapa senior kader Partai Demokrat itu tergoda dengan ajakan-ajakan untuk melakukan hal tersebut. “Menurut saya kolaborasi bukan Moeldoko sendiri, ada beberapa senior kami tergoda melakukan ini,” ujarnya.
Baca Juga : DPC Partai Demokrat Kabupaten Malang Perkuat Kesiapan Kader dengan Program Turba
Menurut dia, jika tujuan kader senior Demokrat itu ingin menggantikan kepemimpinan AHY terkait sakit hati, hal itu terlalu sederhana. Ni'matullah lantas menyinggung soal situasi kondisi masyarakat khususnya perekonomian masyarakat yang sangat terpukul akibat pandemi covid-19 atau virus corona.
"Menurut saya, apakah ada kader senior sakit hati? Terlalu sederhana konteksnya pandemi covid bikin susah semua orang mau jualan ruko susah, barang-barang tak ada duit, karena dia susah dia mau jual partai," cetusnya.
Seperti diketahui, AHY menyebut ada pejabat pemerintahan yang terlibat dalam upaya pengambilalihan paksa kursi yang didudukinya. Tak tanggung-tanggung, AHY menyebut orang itu ada di lingkaran dekat Presiden Joko Widodo.