Sejumlah orang anggota perguruan silat di Tulungagung, terekam CCTV masuk ke sebuah musala tanpa melepas alas kakinya. Video ini diambil dari rekaman CCTV musala Al Mustaqim yang berada di wilayah Desa Pelem Kecamatan Campurdarat.
Kapolsek Campurdarat melalui Wakapolsek Campurdarat, Iptu Anwari menuturkan kejadian ini terjadi pada Sabtu (26/12/20) malam lalu sekitar pukul 22.30. “Kejadian pada Sabtu malam lalu,” ujar Anwari.
Baca Juga : 225 PKL Alun-Alun Kota Batu Jalani Rapid Test
Anwari menjelaskan kejadian ini bermula saat ada arak-arakan anggota perguruan silat. Saat lewat di sekitar musala itu ada beberapa orang dari perguruan berbeda melambaikan tangannya.
Merasa terprovokasi, ratusan orang yang mengendarai motor itu langsung mengejar orang-orang tersebut hingga beberapa pengejar masuk ke dalam musala tanpa melepas alas kaki. “Kita sudah kumpulkan seluruh perguruan silat yang ada untuk melakukan kerja bakti (di musala),” ujar Anwari.
Tak cukup melakukan kerja bakti bersama, perguruan silat yang anggotanya terekam CCTV masuk ke musala juga telah meminta maaf pada Senin (28/12/20) malam.
Anwari melanjutkan kegiatan ini untuk menunjukkan soliditas antarperguruan silat. Anwari menganggap masalah ini sudah selesai dan tidak perlu diperpanjang lagi. “Bagi kami sudah anggap selesai, namun dalam ranah pelaporan selaku korban mencabut (laporan) atau tidak itu hak beliau,” pungkasnya.
Sementara itu pemilik rumah sekaligus Mushola Al Mustaqim, Ahmad Budianto menyesalkan tindakan yang dilakukan anggota perguruan silat tersebut.
Pada malam itu dirinya mendengar ada keributan di sekitar rumahnya. Namun dirinya mengira keributan terjadi jalan. “Ternyata waktu saya buka CCTV, rumah saya itu digerudug hingga ke musala diinjak-injak oleh beberapa anak yang alas kakinya tidak dilepas,” terang Ahmad Budianto.
Dirinya melanjutkan, bahkan di beberapa tempat yang tidak terekam CCTV, ada pengrusakan yang dilakukan oleh ratusan anggota perguruan silat tersebut.
Akibat kejadian itu, warga di sekitar musala merasa trauma dan ketakutan. Mereka menganggap adanya ratusan orang itu beresiko menularkan covid-19 di wilayahnya. “Warga merasa resah, karena gerombolan itu tidak memakai masker, tidak menjaga jarak, sehingga warga saya merasa terancam dengan covid-19, karena merasa udara sudah tercemar,” katanya.
Bahkan sejak kejadian itu, aktivitas ngaji anak-anak juga dihentikan. Dirinya meminta aparat menindak tegas pelanggaran protokol kesehatan yang dilakukan oleh kelompok tersebut.
Baca Juga : Pria di Tulungagung "Tukar" Teman Wanitanya dengan Sepeda Motor
Berkaca dari pengalaman di Jakarta, seharusnya petugas mampu menindak tegas pada pelanggaran prokes ini. “Saya minta ditegaskan disiplin prokes, kasihan masyarakat, harus ditangani oleh petugas, jangan ragu-ragu,” katanya dengan tegas.
Untuk itu dirinya pada Minggu (27/12/20) sore melaporkan kejadian itu ke ranah hukum. Dirinya menganggap kejadian ini luar biasa lantaran adanya pelecehan terhadap tempat ibadah.
Pada Minggu dirinya melaporkan kejadian itu ke Satreskrim Polres Tulungagung. “Saya kirim Minggu malam, dan diperbaiki Senin pagi,” jelasnya.
Untuk langkah lain jika masalah ini tak selesai di tingkat Polres Tulungagung, pihaknya akan melaporkan ke Polda hingga Mabes Polri dan ke Kompolnas.
Dalam video berdurasi 76 detik itu, di detik 5 hingga 14 terlihat 2 orang berbaju hitam masuk ke musala tanpa melepas alas kaki. Keduanya nampak seperti mencari sesuatu.
Lalu pada detik ke 63 nampak seorang berhelm putih kembali masuk ke musala, tanpa melepas alas kaki. Sementara di sekitar musala sudah berkerumun ratusan orang.